Jumat, Mei 23, 2025
BerandaBerita BanjarPenggarap Tanah Desa Binangun Pertanyakan Tumpang Tindih Program Pemberdayaan Masyarakat

Penggarap Tanah Desa Binangun Pertanyakan Tumpang Tindih Program Pemberdayaan Masyarakat

Setelah kakao, rambutan dan lada berbuah, diganti penanaman pohon pisang

Banjar, (harapanrakyat.com),- Program pemberdayaan masyarakat yang dikeluarkan pemerintah seharusnya dapat mensejahterakan masyarakat. Namun, tidak demikian bagi para petani penggarap di tanah milik Desa Binangun.

Mereka mengeluh lantaran di tanah tersebut direncanakan akan dijadikan kawasan agrowisata. Keputusan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan dianggapnya tumpang tindih, antara satu program dengan program lainnya.

Hal itu diungkapkan Masmu (32), salah seorang petani penggarap yang ditemui HR, Senin (29/11). Dia sangat menyayangkan sikap pemerintah, padahal sebelumnya di tanah garapan yang mereka garap itu, pemerintah mengeluarkan program penanaman kakao, rambutan dan lada.

Tapi, ketika tanaman yang ditanam mulai membuahkan hasil, pemerintah malah menebang habis semua tanaman, dengan alasan lahan tersebut akan dijadikan kawasan agrowisata, dan jenis tanamannya diganti oleh pohon pisang.

“Saya tidak habis fikir dengan kebijakan penggantian tanaman ditengah jalan itu. Dulu para penggarap dianjurkan menanam kakao, rambutan dan lada. Ketika mulai menujukkan hasil, malah diganti dengan program lain. Kalau seperti ini, kapan program pemerintah akan berhasil mensejahterakan masyarakat,” tuturnya.

Masmu mengaku, sebagai penggarap dirinya tidak pernah diajak bicara, atau pun dilibatkan untuk mengelola pada program pemerintah yang baru.

Bahkan, para penggarap mengetahui mengenai hal itu dari kabar yang beredar di masyarakat, bahwa lahan tersebut akan diubah menjadi kawasan agrowisata. Dan lahan garapan mereka langsung diratakan, tanpa ada pembicaraan sebelumnya.

Menurut Masmu, para penggarap bukan tidak setuju dengan program pemerintah yang baru, namun semestinya pemerintah juga dapat mempertimbangkan aspek keuntungan bagi masyarakat sekitar.

“Bayangkan saja, saat itu dari setiap panen lada kami sudah mampu mendapatkan sekitar 10 kilo gram, belum dari kakao dan buah rambutan. Sekarang semua itu hilang, dan harus memulai sesuatu yang baru lagi, itu pun kami tidak dilibatkan,” keluhnya.

Di lain tempat, Kabid Kehutan dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Banjar, Ir. Komarudin, membantah jika tanaman yang berasal dari program Dinas Pertanian ikut di babat habis.

“Itu tidak benar, tanaman yang kami berikan sebagai program Rehabilitasi Hutan Lindung (RHL) yaitu tanaman rambutan, itu masih ada sampai sekarang. Bahkan pada tahun depan jumlahnya akan diperbanyak,” jelasnya, Selasa (30/11).

Namun, lanjut Komarudin, dirinya tidak mengetahui jika sebelumnya di kawasan tersebut ada bantuan yang diberikan Dinas Pertanian, kemudian sekarang tergerus oleh program kawasan agrowisata.

Ada kemungkinan bantuan yang diberikan merupakan program Dinas Pertanian, dimana dirinya belum menjabat sebagai Kabid Hutbun Dinas Pertanian Kota Banjar, sehingga dia kurang mengetahui.

“Yang saya tahu, program itu merupakan program Disnakertrans Kota Banjar. Memang Dinas Pertanian dilibatkan, namun kordinasi yang dilakukan sebatas kepala dinas dan langsung menugaskan kepada petugas lapangan. Saya sendiri kurang paham mengenai hal itu,” katanya. (pjr)

Huawei Matebook Fold, Laptop Laptop Layar Lipat Paling Modern

Huawei Matebook Fold, Laptop Laptop Layar Lipat Paling Modern

Huawei MateBook Fold Ultimate Design resmi meluncur di pasar Tiongkok pada Senin, 19 Mei 2025 lalu. Ini bukan hanya laptop lipat pertama dalam lini...
Sejarah Taman Topi Bogor, Ikon Rekreasi Legendaris Kota Hujan

Sejarah Taman Topi Bogor, Ikon Rekreasi Legendaris Kota Hujan

Sejarah Taman Kopi Bogor memang menyimpan kisah menarik di baliknya. Kota Bogor, dengan julukan “Kota Hujan,” bukan hanya populer karena keindahan alam dan udara...
Tuding Proyek BBWS Citanduy di Pangandaran Kurang Kajian hingga Sebabkan Banjir Ratusan Hektar Sawah, Petani Mengamuk Bakal Jebol Tanggul

Tuding Proyek BBWS Citanduy di Pangandaran Kurang Kajian hingga Sebabkan Banjir Ratusan Hektar Sawah, Petani Mengamuk Bakal Jebol Tanggul

harapanrakyat.com,- Akibat ratusan hektar sawah sering kebanjiran, ratusan petani Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran mengamuk. Mereka berencana menjebol tanggul yang sudah dibangun BBWS...
Enhanced Full Rate iPhone, Bantu Tingkatkan Kualitas Suara

Enhanced Full Rate iPhone, Bantu Tingkatkan Kualitas Suara

Enhanced Full Rate iPhone sudah cukup familiar di telinga pengguna gadget. Namun sebenarnya masih ada sebagian pengguna iPhone yang belum memahaminya dengan baik. Maka...
Pergerakan Tanah di Ciakar Ciamis, 150 Rumah Warga dan Madrasah hingga Infrastruktur Jalan Terancam

Pergerakan Tanah di Ciakar Ciamis, 150 Rumah Warga dan Madrasah hingga Infrastruktur Jalan Terancam

harapanrakyat.com,- Sejumlah rumah di Dusun Sindangjaya, Desa Ciakar, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis terancam akibat pergerakan tanah. Hal itu terjadi lantaran intensitas hujan yang tinggi...
Posan Tobing Gugat Cella Kotak Soal HAKI, Kasasi Jadi Upaya Terakhir

Posan Tobing Gugat Cella Kotak Soal HAKI, Kasasi Jadi Upaya Terakhir

Kisruh antara Posan Tobing dan Cella Kotak akhirnya memasuki era baru. Perebutan hak milik nama band menjadi alasan utama Posan Tobing menggugat Cella Kotak....