Lumbung, (harapanrakyat.com),– Para petani di Dusun Gungsawung Desa Darmaraja Kec. Lumbung mengkhawatirkan datangnya musim kemarau panjang. Untuk itu, mereka mulai menggarap sawahnya, tanpa diistirahatkan dilakukan lebih cepat dari biasanya.
Ubil (43), petani asal Gunungsawung, ketika ditemui HR, Senin (28/2) mengatakan, dirinya memiliki areal sawah seluas 40 bata. Dalam setiap musim panen, Ubil mengaku paling banyak memperoleh panen sebanyak 2 kwintal, dan jika diuangkan hanya mencapai Rp15 ribu.
Padahal kata Ubil, dia harus mengeluarkan biaya yang lumayan besar untuk proses produksi padi di areal miliknya, belum lagi jika tanaman padi diserang hama. Sementara kebutuhan hidup sehari-hari harus tetap terpenuhi.
Senada dengan itu, Ijah, mengaku tidak pernah mendapat untung besar dari hasil sawah miliknya. Ijah menjelaskan, hal itu disebabkan letak sawah miliknya berada di dataran rendah yang kurang dari sinar matahari.
Belum lagi, kata Ijah, sawah miliknya kerap diserbu hama seperti orong-orong, ulat dan belalang. Lebih ironisnya, Ijah menambahkan, dirinya merasa kurang mampu untuk membeli pupuk dengan harga yang tinggi.
Musim tanam ini, Ijah mengungkapkan kepasrahannya, jika areal sawah miliknya dilanda kemarau panjang. Dia tidak mengetahui tanaman apa yang harus dia tanam ketika kekhawatirannya itu terjadi.
Kaur Kesra Desa Darmaraja, Ali Muktarom, di ruang kerjanya mengatakan, bahwa para petani di wilayah Darmaraja belum menjalankan pola tanam seperti yang dianjurkan pihaknya. Karena itu, mereka selalu dilanda kekhawatiran jika musim kemarau datang.
âPenyebabnya tidak lain karena petani merasa sudah terbiasa menanam padi, sehingga apabila dianjurkan untuk melakukan pola tanam lainnya, para petani khawatir tanaman miliknya akan gagal,â katanya. (dji)