Kota Banjar, (harapanrakyat.com),- Di era ini, penggunaan bahan baku yang tidak ramah lingkungan sudah bukan lagi jamannya. Kini, semua produk tengah mengalami trend untuk kembali kepada alami dan ramah lingkungan.
Terobosan dunia pertanian memang semakin maju, produk berbahan organik/ ramah lingkungan memang menjadi primadona. Salah satunya pada pengembangan produk pertanian pengganti plastik polybag.
Plastik polybag yang ada saat ini, bisa menjadi limbah yang sulit diurai, dan kurang efektif. Menjawab tantangan itu, seorang Insinyur Pertanian muda, asal Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Ir Oswan Kurniawan, Senin (18/7), mengaku, menemukan transplanter organik pengganti plastik polybag.
Keunggulan transplanter ini, kata Ir. Oswan, bisa langsung ditanam dalam tanah, karena bahan dasar transplanter merupakan bahan yang bisa diurai oleh tanah. Karena komposisinya alami, meliputi tanah embel (Gambut), Tanah liat, dan Serbuk sekam (gergaji).
Oswan mengungkapkan, awalnya dia iseng bereksperimen bagaimana membuat sebuah wadah tanaman pengganti plastik polybag yang berbahan dasar dari alami. Soalnya, dia menilai, plastik polybag memiliki satu kelemahan, yakni jika menanam di plastik polybag justru mengurangi unsur organik di dalamnya.
Dia juga menjelaskan pembuatan transplanter organik, semua bahan mulai tanah embel (gambut), tanah liat, serbuk sekam (gergaji) tersebut diaduk kemudian di-press/ dicetak membentuk sebuah tabung.
Selanjutnya, penggunaan transplanter organik juga mampu menghemat ruang dan tempat penanaman, komposisi media tanam sudah terkandung di dalam transplanter organik, nutrisi yang diberikan kepada tanaman bisa didapat langsung dari transplanter organik.
Tidak hanya itu, transplanter organik buatan Ir. Oswan tidak mudah hancur, juga tahan sinar matahari dan air meski disiram dan dijemur terus menerus. Ia menambahkan, transplanter organik buatannya sudah dites/ ujicoba di laboratoium pertanian di Bandung dan Jakarta.
Ketika ditanya soal kontrak permintaan sejumlah Perusahaan tani, Oswan mengutarakan, setelah melalui tahapan tes/ ujicoba, dia membawa dan menawarkan transplanter organik tersebut ke sejumlah perusahaan, seperti trubus, perkebunan negara dan banyak lainnya.
Pasalnya, sejak ditawarkan ke sejumlah perusahaan yang membidangi masalah pertanian, transplanter organik buatan Ir. Oswan ini banyak diminati. Hal itu terlihat dari jumlah kontrak permintaan yang datang kepadanya, begitu kata Oswan.
Oswan terkaget, ketika sejumlah perusahaan tersebut menerima dan melakukan pemesanan dalam jumlah besar, sementara dia baru bisa memproduksi dalam jumlah kecil.
“Mengingat banyaknya jumlah permintaan, kemudian saya mengajak seorang rekan dari daerah saya untuk menjalankan proyek ini. Sekarang bahan-bahan dasar seperti tanah embel, tanah liat, serbuk sekam sudah kami beli. Sementara ini, saya dan rekan, sudah membuat alat produksi transplanter organik,” katanya.
Masalah harga, lanjut Oswan, sesuai dengan hitungan produksi perbuah untuk transplanter berdiameter 10 centimeter yakni Rp 175, dia akan mencoba mematok harga di kisaran Rp. 400,-.
Lebih jauhnya, Oswan menuturkan, proyek pembuatan transplanter organik tersebut akan dimulai sejak minggu-minggu ini. Menurutnya, pembuatan transplanter organik membutuhkan banyak tenaga kerja dan alat.
“Setidaknya ini kesempatan emas untuk membuka peluang usaha baru dan dapat mengurangi pengangguran warga Langensari. Khususnya yang mau bergerak di bidang pertanian,” katanya. (deni)