Banjar, (harapanrakyat.com),- Ilalang kering yang terbakar dikawasan gunung Sangkur, atau tepatnya di wilayah desa Mulyasari, Kec. Pataruman, Kota Banjar, Senin (26/9), meluluh lantakkan areal kawasan hutan jati tersebut hingga mencapai 4 hektar lebih.
Api mulai terlihat membakar ilalang sekitar pukul 11.00 WIB, hembusan angin yang kencang mempercepat api merembet hingga masuk ke kawasan hutan jati.
Menurut keterangan yang HR peroleh dari petugas Perhutani, menyebutkan, kawasan hutan jati yang terbakar meliputi petak 64, 65A dan 62B. Petak lainnya masih dapat diselamatkan oleh petugas dan warga setempat.
Sejumlah petugas Perhutani dan warga sekitar yang berjumlah kurang lebih 7 orang berusaha memadamkan api dengan alat alakadarnya. Mereka memadamkan api dengan cara memukulkan batang kayu ke rumput ilalang yang mulai terbakar, dengan maksud memisahkan api dan ilalang yang belum terbakar.
Ketika ditemui HR, Sudirman (60), Angggota Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) wilayah setempat, Senin (26/9), mengatakan, penyebab terbakarnya area tersebut belum diketahui. Meski begitu, dia mengaku terus berusaha memadamkan api yang terus menyala.
Sudirman menceritakan, pihaknya sudah melaporkan perihal kejadian tersebut kepada pihak Perhutani. Tidak lama berselang, sejumlah petugas dari Perhutani dan warga muncul dan membantu memadamkan api.
Namun, karena jumlah petugas dan alat yang digunakan seadanya, api terus menjalar ke sejumlah area gunung sangkur lainnya. Sudirman mengaku mendapat kesulitan memadamkan api, karena keterbatasan alat dan jumlah tenaga.
Karena kobaran api terus menjalar, dia dan petugas juga warga mengaku kelelahan, sehingga terpaksa turun kembali ke perkampungan. Pada kesempatan yang sama, pihak Perhutani juga belum bisa menaksir kerugian yang diakibatkan kebakaran tersebut.
Dari pantauan HR, yang terjun langsung bersama petugas di lokasi, melihat kepulan asap membumbung, akibat kobaran api yang melahap rumput ilalang kering. Karena posisi jalan yang terus menanjak, dan tanpa perbekalan yang cukup, Tim HR kembali turun ke kaki gunung. (deni)