Jalan rusak berbatu dan berlubang seringkali menghambat aktifitas warga di Desa Utama, Kecamatan Cijeungjing Kab. Ciamis. Terlebih, saat ini kondisi jalan di wilayah tersebut sungguh memprihatinkan. Pasalnya, kondisi itu juga mempengaruhi segala aktifitas warga, baik dari segi perekonomian atau kegiatan sehari-hari lainnya.
Warga setempat sempat merasa tenang, setelah mendapat kabar bahwa jalur yang ada di wilayah mereka bakal diperbaiki pada tahun anggaran 2011. Namun sayangnya, kabar tersebut berlalu begitu saja, jalan Desa Utama tetap dibiarkan dengan kondisi buruk.
Akibatnya, ratusan warga melampiaskan kekesalan, akibat pembangunan/ perbaikan yang urung dilakukan, dengan menanam pohon pisang dan singkong di enam titik jalur yang rusak, Senin (5/9).
Warga Desa Utama yang enggan dikorankan, Selasa (6/9) membenarkan perihal tersebut. Dia mengakui, sejumlah kendaraan roda empat tidak lagi dapat melewati jalur Desa Utama, karena sudah ditanami pohon pisang dan singkong oleh warga.
Kemudian, para pengendara yang ingin memasuki atau keluar dari Desa Utama terpaksa memutar haluan, melalui jalan Desa Sukamaju Kec. Baregbeg dan Perum Kertasari.
Tidak hanya pohon pisang dan singkong, warga juga memasang sejumlah poster, sebagai bentuk protes warga kepada Pemkab. Ciamis, yang terkesan melakukan perbaikan jalan Desa Utama secara setengah-setengah.
Dia menambahkan, jalur Desa Utama merupakan akses yang sangat vital, khususnya untuk lalu lintas ekonomi warga dari dalam dan luar Desa. Bahkan, kerusakan jalan yang saat ini seolah dibiarkan itu, kerap memakan korban.
“Keluhan juga sering terdengar dari pemilik kendaraan dan pengusaha jasa angkutan, baik ojeg atau angkutan roda empat. Mereka mengaku sering harus mengganti onderdil kendaraan,” katanya.
Ditemui terpisah, Kepala Bidang Jalan dan Jembatan, Dinas Bina Marga, SDA dan ESDM Kab. Ciamis, Supena S.Ip, mengatakan, bahwa pihaknya sudah memberikan penjelasan pihak Desa Utama, seputar persoalan jalan tersebut.
Menurut Supena, perbaikan jalan Desa Utama-Cijantung, sepanjang 1,4 kilometer, kemungkinan baru bisa dilaksanakan pada tahun 2012. Alasannya, minimnya anggaran, mengakibatkan penundaan perbaikan jalan yang seharusnya dilakukan di tahun 2011.
Dia juga memperkirakan, anggaran yang akan digelontorkan untuk perbaikan jalan Desa Utama-Cijantung berkisar sekitar Rp. 600 juta. Anggaran tersebut bisa bersumber dari APBD Kabupaten atau dari Dana Alokasi Khusus (DAK).
Supena juga mengutarakan, perbaikan jalur Karanganyar-Cijantung, yang dimulai dari titik nol Desa Kertahardja, bukan sebuha diskriminasi, melainkan berdasarkan hitungan teknis.
“Perbaikan jalan Karanganyar-Cijantung-Desa Kertahardja dilakukan sesuai dengan hitungan Teknis. Kerusakan jalan di Desa Kertahardja lebih parah dibanding jalan di Desa Utama. Selain itu, perbaikan tersebut juga merupakan lanjutam program pembangunan jalan Karang Anyar-Cijantung tahun 2010,” kilahnya.
Pada edisi sebelumnya, warga Desa Utama juga mempersoalkan perbaikan yang dilakukan di sekitar wilayah Desa Kertahardja. Warga menilai, titik nol perbaikan itu seharusnya dimulai dari jalur masuk Desa Utama.
Sementara itu, Kepala Desa Utama, Agus N, SIP, Msi, mengatakan, bahwa aksi penanaman pohon pisang, singkong dan pemasangan poster, merupakan aksi spontanitas warganya, lantaran perbaikan jalan yang urung direalisasikan.
“Pada Musrenbang di Bappeda Ciamis, menyepakati pembangunan jalur Desa Utama dilakukan pada tahun 2011. Dan warga Desa Utama sudah mengetahui hal itu. Setelah mendengar perbaikan ditunda, warga kemungkinan langsung berinisiatif melakukan aksi tersebut,” katanya.
Meski begitu, Agus berharap agar Pemkab. Ciamis segera merealisasikan perbaikan jalur Desa Utama. Alasannya, karena hal itu merupakan keinginan dan aspirasi warganya.