Pamarican, (harapanrakyat.com),- Musim kemarau, menjadikan areal pesawahan di negeri ini mulai kekeringan. Anomali cuaca berupa musim panas yang cukup panjang saat ini, mulai memunculkan dampak serius dan mengkhawatirkan para petani pesawahan dan ladang. Untuk menyiasati kekeringan di areal pesawahan di Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, kelompok mitra cai membendung air sungai Citalahab secara swadaya di blok Sumber yang dibimbing oleh BP3K (Badan Penyuluhan, Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan) setempat.
Pembendungan sungai Citalahab, dilakukan sebulan lalu oleh kelompok mitra cai Dusun/Desa Kubangpari. Hasilnya bisa tetap mengairi lebih dari 100 hektar pesawahan di daerah itu.
Untuk mendapatkan air untuk lahan pesawahan tidak hanya membendung sungai Citalahab, upaya lain juga dilakukan pihak BP3K menyediakan 5 pompa air setiap pompa yang ada bisa mengairi 5 hektar areal pesawahan. Upaya tersebut tak bisa mengairi seluruh pesawahan irigasi di Kecamatan Pamarican, yang memiliki luas areal pesawahan 2.914 hektar.
Kegelisahan petani di Kecamatan Pamarican, terungkap dari Kasija salah seorang petani di daerah itu, saat diwawancarai HR Senin (12/9) menyebutkan, seharusnya pada musim kemarau yang berlangsung baru tiga bulan semestinya pesawahan disini tidak harus kekeringan separah ini. Sebagian besar pesawahan di Pamarican diairi dari irigasi.
Redaksi HR menugaskan wartawan Pepep Ruswaanto Akbar untuk melakukan investigasi di Kecamatan Pamarican keluhan Kasija memang benar. Ratusan hektar pesawahan yang padinya bunting muda (mulai keluar bulir padi) terancam mati kekeringan karena tak ada air terutama di blok Jaham yang lebih parah lagi di blok Sukamukti.
Berebutan air sudah mulai terjadi air dari sungai Citalahab yang masuk irigasi, dialihkan sebagian warga untuk mengisi kolam ikan berbuntut air irigasi tak bisa mengairi pesawahan. Pihak BP3K sulit mencari solusi, seperti buah si malakama dimakan bapak mati tak dimakan ibu mati.
Penyebab lain yang memperparahnya kurang tersedianya air untuk pertanian, ada perbaikan teknis di hulu irigasi. Maka pembagian air pun diatur secara bergiliran, untuk siang hari irigasi dibuka hanya sedikit, sedangkan pada malam hari irigasi dibuka normal. Ucap Nia Rohina Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL) binaan Sidamulih yang berhasil ditemui HR menjelaskan.
Dayat petani setempat bila terjadi gagal panen, selama kemarau tidak bisa ditanami padi. Petani di Kecamatan Pamarican akan mengganti pola tanam dengan palawija. Sampai menunggu musim hujan tiba baru kembali ke sawah. Kami sekarang sudah menyerah untuk siap rugi, begitu rata-rata keluhan petani di Kecamatan Pamarican, ketika dihubungi HR untuk memberikan informasinya.
Bila Pemda Kabupaten Ciamis lewat BP3K menambah lebih banyak pompa air, akan menyelamatkan padi yang sudah mulai bunting tidak sampai kekeringan. Dan bisa dipanen tentu saja kerugian akan sedikit berkurang, celoteh Dayat sambil berharap perhatian dari Pemda Kabupaten Ciamis. (PRA)