Mangunjaya, (harapanrakyat.com),- Berawal hanya sekedar memanfaatkan tanah kosong yang dianggap kurang produktif, H. Ayo, warga Dusun Bantarlowa, Desa Kertajaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Ciamis, mencoba menanam 600 bibit pohon jeruk jenis Siem yang dibelinya dari Kutoarjo, Jawa Tengah.
Penanaman jeruk tersebut dilakukan Ayo bersama keluarganya sejak bulan Nopember tahun 2009 silam. Namun, berkat ketekunan dalam merawat tanamannya, pada panen perdana bulan Agustus kemarin Ayo sudah bisa memanen sebanyak 1 ton buah jeruk.
Dengan modal awal sekitar Rp.7 juta, sekarang lahan tanah yang dianggapnya kurang produktif itu mampu menghasilkan uang sebesar Rp. 10 juta, karena 1 kilogram jeruk dia jual seharga Rp. 10 ribu.
“Sejak awal menanam jeruk, saya tidak pernah berfikir masalah bagus dan jeleknya untuk prospek pemasarannya. Yang pasti saya mencoba menanam dengan benar, seperti memperhatikan kondisi tanah, campuran pupuk, dan ketersediaan air. Semua itu saya jaga betul agar hasil buah jeruk bagus ketika dipanen,” tuturnya, Senin (03/10).
Tapi Ayo mengetahui kalau di wilayah Mangunjaya, Padaherang, Banjarsari dan sekitarnya, tidak ada petani yang menanam tanaman jeruk dalam skala besar, sehingga tidak punya saingan dalam memasarkannya.
Lebih lanjut dia mengatakan, sebetulnya ada tiga jenis jeruk komersial yang diunggulkan, diantaranya jeruk siem, keprok, dan jeruk besar. Ketiganya memiliki rasa yang manis.
Dia menambahkan, pohon jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau, asalkan ada ketersediaan air untuk menyirami tanaman, tapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan.
Sebelum ditanam, lakukanlah pengurangan daun dan cabang yang berlebihan, pengurangan akar, dan pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat. Jika ada tanda-tanda terserang hama atau penyakit, segera pohon jeruk itu dipisahkan tempatnya, atau dibarukan saja, supaya hama tidak menyebar ke pohon jeruk lain. (Amlus)