Banjar, (harapanrakyat.com),- Kunjungan kerja Komisi B DPRD provinsi Jawa Barat ke Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy (BBWSC) membuahkan hasil untuk ditindaklanjuti, khususnya dalam memanfaatkan air sungai Citanduy yang selama ini terbuang percuma. Bahkan, dalam pertemuan yang digelar (19/10) pekan lalu, mengerucut pada percepatan pembangunan Bendungan Leuwi Keris, yang berada di wilayah Kec. Cimaragas.
Pada kesempatan itu, Kepala BBWSC, Syahrial Ahmad, ST.M.Sc., memaparkan, bahwa pihaknya telah melakukan sejumlah perbaikan saluran irigasi, pintu air dan saluran anak sungai yang mengalir ke Citanduy.
“Kami fokus kepada perbaikan untuk pengendalian daya rusak air. Hingga kita sampai memperbaiki sejumlah pintu air di Bendung Manganti. Tujuannya agar tanggul yang ada dapat terselamatkan, dan kemungkinan untuk terjadinya Backwater dapat terhindar. Bila tidak maka akan terjadi banjir,” katanya kepada enam orang Komisi B DPRD Jabar.
Syahrial bahkan mengungkapkan, bahwa bendung Manganti saat ini telah memasuki tahapan life time, atau memerlukan perbaikan secara menyeluruh.
“Saat ini telah kita perbaiki bagian-bagian yang mengalami kerusakan. Dan kami berupaya kepada pemerintah pusat untuk menganggarkan perbaikan tanggul, karena sudah lama tidak mengalami perbaikan,”
Mengenai peran BBWSC dalam mensukseskan provinsi Jabar menjadi provinsi yang memiliki ketahanan pangan, Syahrial berharap, para wakil rakyat yang tergabung di Komisi B membantu pihaknya untuk mewujudkan pembangunan Bendungan Leuwi Keris.
“Selama ini air Citanduy yang dapat termanfaatkan bagi menunjang kegiatan pertanian, perikanan dan peternakan di Jabar hanya sebesar empat puluh persen, dan sisanya terbuang percuma ke laut. Dengan adanya Bendungan Leuwi Keris kelak, pemanfaatan air dapat lebih ditingkatkan,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Barat, H. E. Kusnadi, SH, mengatakan penting adanya koordinasi antara Pemprov Jabar dengan BBWS Citanduy dalam pemanfatan air sungai untuk kebutuhan lahan pertanian dan perikanan.
Pasalnya, sejauh ini pemanfatan air sungai Citanduy dirasakan belum optimal untuk mencukupi kebutukan pasokan air untuk lahan pertanian dan perikanan di wilayah Kab. Tasik, Kab. Ciamis dan Kota Banjar.
“Kita ingin Dinas PSDA Pemprov Jabar dengan BBWS Citanduy ada koordinasi dalam pengelolaan dan pemanfatan air sungai untuk lahan pertanian di Jawa Barat. Koordinasi tersebut salah satunya untuk mencari solusi tentang bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan pertanian dan perikanan,” katanya.
Menurut Kusnadi, permasalahan buruknya pengelolaan air sungai Citanduy saat ini sangat berdampak terhadap pertanian. Salah satu contoh masalah yang kerap terjadi, yakni di saat musim hujan kerap terjadi Banjir, sehingga banyak lahan pertanian yang tergenang air. Sebaliknya, ketika musim kemarau, pasokan air untuk lahan pertanian sangat minim, sehingga banyak areal pertanian yang mengalami puso.
“Nah, koordinasi tersebut untuk memecahkan permasalahan yang sering terjadi guna dicari bagaimana solusinya,” kata Anggota DPRD Provinsi Jabar dari Dapil Ciamis, Banjar dan Kuningan ini.
Mengenai konsep perencanaan BBWS Citanduy yang akan membangun waduk Leuwi Keris di Kecamatan Cimaragas, sebagai upaya untuk mengamankan ketersedian air di saat kemarau, menurut Kusnadi, pihaknya akan mendukung terealisasinya pembangunan waduk tersebut.
“Kita sudah rekomendasikan melalui Dinas PSDA Pemprov Jabar, agar ikut mengusulkan ke pemerintah pusat mengenai pembangunan waduk Leuwi Keris. Mudah-mudahan dengan adanya dukungan dari Pemprov, pembangunan waduk tersebut bisa segera terealisasi,” harapnya.
Kusnadi berharap dengan adanya koordinasi yang sinergis antara Dinas PSDA Pemprov Jabar dengan BBWS Citanduy, pengelolaan dan pemanfaatan air sungai Citanduy bisa lebih optimal dalam memasok kebutuhan air untuk lahan pertanian dan perikanan di tiga Kab/Kota yang dilalui alur sungai Citanduy. (Deni Supendi/Bgj)