Banjar, (harapanrakyat.com),- Upaya untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran nyamuk demam berdarah dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar secara rutin melaksanakan fogging (pengasapan) massal. Kegiatan tersebut dilakukan sejak awal bulan Nopember hingga Desember 2011.
Selain itu, Dinkes juga memberikan bibit minyak nabati secara gratis ke beberapa wilayah yang dianggap rawan DBD. Hal itu dilakukan sebagai pencegahan jentik-jentik nyamuk yang bersarang di bak penampungan air yang ada di sekitar rumah warga.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Banjar, Dr. Ance Eka Widianti, saat ditemui HR, Senin (21/11), menjelaskan, setiap tahunnya fogging dilakukan di awal musim hujan.
“Nyamuk akan kawin pada awal-awal hujan, karena cuacanya mendukung bagi nyamuk untuk brkembang biak, ada panas dan ada hujan. Itulah yang memicu terjadinya penyebaran nyamuk DBD,” terang Ance.
Lebih lanjut dia menjelaskan, bahwa fogging ini dikhususkan hanya mencegah gejala DBD dan membunuh nyamuk dewasa. Dengan demikian, masyarakat dianjurkan supaya menjaga kebersihan di lingkungannya, sehingga tidak ada lagi tempat kotor dan kumuh yang sering ada dijadikan sarang nyamuk.
Sampai saat ini, Dinkes Kota Banjar baru melakukan fogging di beberapa daerah saja, yaitu di Lingkungan Cimenyan II, Parungsari dan Perumahan Doboku. Fogging akan dilanjutkan kembali pada hari Kamis (24/11), di wilayah-wilayah yang belum tersentuh penyemprotan.
Menurut Ance, masyarakat tidak perlu khawatir akan bahaya yang ditimbulkan oleh asap dari fogging tersebut, karena obat yang dipakai hanya berfungsi sekitar 8-10 jam saja, seperti obat nyamuk biasa.
Dia menghimbau kepada masyarakat agar saat penyemprotan tidak boleh berada dekat dengan petugas yang sedang melakukan fogging, sehingga udaranya tidak terhirup. Untuk itu, seluruh penghuni rumah harus berada di luar.
Ance menambahkan, bahwa setiap tahunnya kasus DBD di Kota Banjar mengalami penurunan. Pada tahun 2009, kasus DBD yang tercatat di Dinkes Kota Banjar mencapai 303 kasus, dan di tahun 2010 menurun menjadi 101 kasus. Sedangkan untuk tahun 2011 ini jumlahnya sekitar 30 kasus.
Untuk itu, selain bisa hidup sehat dan bersih, masyarakat juga dianjurkan melakukan tindakan 3M, yakni menguras, menutup, mengubur. Hal ini untuk memotong siklus kehidupan nyamuk.
“Menguras air minimal 1 minggu sekali, menutup bak air yang biasa menjadi sarang jentik nyamuk dan mengubur barang bekas yang sering dijadikan tempat sarang nyamuk. Dengan melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, maka masyarakat akan terhindar dari bahaya DBD. Jadi, peran masyarakat lah yang paling penting dalam pencegahan DBD,” pungkas Ance. (PRA)