Cipaku, (harapanrakyat.com),-
Memelihara sapi potong memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan di daerah pedesaan. Karena, tidak hanya menghasilkan daging saja, namun kotorannya pun bernilai ekonomis sebagai bahan pupuk organik.
Dian Kusdiana, peternak sapi potong warga Dusun Desa Kulon, Desa Ciakar, Kec. Cipaku, Kab.Ciamis, saat ditemui HR, Minggu (30/10), mengatakan, ada berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan sapi potong, terutama pemilihan/seleksi sapi bakalan untuk penggemukkan.
Untuk sapi potong yang akan dijadikan hewan kurban harus sehat dan tidak cacat, baik dari jenis lokal atau sapi peranakan impor, seperti Brahman, Branus, Simental, atau jenis lainnya, sehingga laju pertumbuhannya cepat.
Dalam jangka waktu pendek pun dapat menghasilkan karkas yang tinggi, baik kualitas maupun kuantitasnya. Umur sapi yang baik untuk dipelihara yaitu 1,5 tahun dan telah memiliki gigi penuh.
Dengan demikian, maka pakan harus diberikan sepenuhnya guna pertumbuhan daging. Berat bobot untuk penggemukkan sapi bakalan lokal kurang lebih 250 kg, sedangkan sapi peranakan impor bobotnya sekitar 300 kg.
Menurut Dian, budidaya sapi potong sangat menguntungkan. Bahkan, menjelang Idul Adha tahun ini sudah lebih dari 40 ekor sapi terjual dengan kisaran harga rata-rata Rp.9 juta per ekor.
âPemasarannya ke daerah Bandung, Bogor, Jakarta dan di wilayah Ciamis sendiri. Hanya saja yang namanya usaha perlu sabar dan dibaringi rasa tanggungjawab, sebab segala sesuatu juga ada proses,â katanya.
Lanjut Dian, beternak sapi di daerah perdesaan sangatlah gampang, sebab sumber bahan pakan ternak mudah didapat. Pemberian pakan disesuaikan dengan tingkatan umur.
Kebutuhan pakan untuk sapi yaitu hijauan 10 % dari bobot badan per ekor per hari, bila rumput yang diberikan berupa rumput unggulan atau leguminose. Dan jika pakan yang diberikan berupa rumput alam atau lapangan, maka perbandingannya 12 % dari bobot badan per ekor per hari.
Dia menambahkan, pengembangan ternak sapi potong yang dijalaninya sudah berjalan hampir 6 tahun, dengan mempekerjakan dua orang karyawan. Menurut Dian, usaha yang awalnya hanya uji coba, ternyata dapat menambah penghasilannya. (dji)