Salah satu bisnis yang engga ada matinya, ya, kuliner ! Coba lihat dibanyak lokasi kota, pusat-pusat jajanan berkembang menjadi tempat kuliner. Bahkan pengelola gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, sampai pemukiman real estate mengembangkan pusat wisata kuliner untuk menarik pengunjung. Peluang bisnis kuliner yang menawarkan imbal hasil sampai 50 persen memang menggiurkan.
Pekan lalu dua lokasi wisata kuliner (wiskul) di Banjar, melakukan studi banding ke Semarang dan Surakarta. Lokasi wisata kuliner di Doboku yang tumbuh kembang sendiri dengan memanfaatkan lokasi di pinggiran bendung Citanduy kian hari semakin berkembang, akhirnya Pemkot Banjar memfasilitasi pembangunan kios-kios di lokasi itu. Wiskul Doboku beraktivitas dari pagi hinga pkl 20.00.
Sedangkan wiskul Pajajaran pindahan dari jalan BKR gagasan Pemkot Banjar, beraktivitas mulai dari sore hari sampai pkl 01. Peminat wiskul di kota Banjar lebih banyak pada siang hari, karena kegiatan aktivitas usaha banyak orang yang berdatangan dari luar daerah. Semua rumah makan pada siang hari banyak pengunjungnya, karena kota Banjar ada pada perlintasan segi tiga emas dari arah barat Bandung ibu kota Provinsi, ke timur ke Prov. Jawa Tengah, ke selatan obyek wisata pantai Pangandaran.
Sedangkan wiskul pada malam hari lebih banyak pengunjungnya orang Banjar dan beberapa daerah luar seperti Majenang Jateng, Cisaga, Cimaragas, Pamarican, Banjarsari dan Lakbok Kabupaten Ciamis. Ada juga tamu-tamu yang menginap di hotel, lebih senang nongkrong di wiskul sambil cuci mata dan cari angin karena udara Banjar panas.
Ery (36) pemuda Klaten Jateng yang beristri urang Banjar, beralih usaha ke bidang kuliner sebelumnya bergerak di bidang alat pertanian. Dimulai dengan usaha angkringan Soto Sewu di Doboku. Sekarang mengembangkan usaha kulinernya di wiskul Pajajaran yang buka dari sore sampai tengah malam, membuka angkringan âWedangan Mbah Semarâ menyajikan makanan lebih dari dua puluh macaman hidangan dari nasi uduk dan lauk pauk, dan berbagai minuman segar dan wedang jahe.
Dia memakai filosofi pembeli pintar ingin membeli makanan yang bermutu/enak dengan harga murah. Menurut Ery pengunjung bukanlah raja, tetapi keluarga yang harus dilayani sebaik mungkin. Seperti mereka makan di rumah, tetapi makanannya enak-enak.
Di 2012, Ery akan mengembangkan usaha kulinernya, di titik-titik keramaian di kota Banjar dan Ciamis yang menjadi incarannya di kota Ciamis dan Sindangkasih. Lokasi tempat itu cukup menjanjikan untuk membuka usaha kuliner. Ternyata orang yang mempunyai gagasan gila ini, ternyata bukan orang bodoh. Mereka terus berkreasi dengan cara-cara sederhana yang luput dari perhatian banyak orang, untuk membangun jaringan bisnis angkringan kuliner. Dia menjaring pembeli pintar.
Inovasi, efesiensi, dan kreativitas telah membesarkan Ery diawali dengan angkringan âSoto Sewuâ, sehingga ia siap mengembangkan sayap usahanya di kota Banjar dan Ciamis pada tahun 2012. Untuk meramaikan suasana wiskul, di Banjar dan Ciamis ada ide gila dari si Ery, Wali kota dan Bupati mengintruksikan pada setiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah) minimal setiap sebulan sekali dihimbau untuk jajan di wiskul yang ada di daerahnya akan menciptakan suasan yang lain. Ucapnya sambil cengengesan itu ide gila juga, setidaknya ucap dia dengan banyak wiskul di satu daerah. Bisa menyerap tenaga kerja, tidak perlu mencari pekerjaan di luar daerah. Apalagi semacam mall, restauran dan hotel semakin banyak dibangun lapangan kerja semakin terbuka. Pekan lalu Wiskul Doboku dan Pajajaran baru pulang studi banding dari Semarang dan Surakarta. Ada pencerahan usaha bagi PKL yang sekarang namanya buka kali lima lagi tapi lebih dimanusiawikan PKL (Pedagang Kreatif Lapangan). ***