Membikin landasan atau pola untuk membangun Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, dalam memberikan pelayan publik yang prima, menjadi Kabupaten dan Kota termaju di perbatasan Provinsi Jawa Barat & Jawa Tengah di jalur lintas Pulau Jawa bagian selatan. Harus terwujud, kedua pemimpin daerah ini harus bekerja keras untuk membikin landasan pembangunan yang berkesinambungan.
***
Rabu pekan lalu, tiga kota Makassar, Banjarmasin dan Palembang, meraih ASEAN Environmentally Sustainable City (ESC) Award 2011, penghargaan lingkungan tingkat regional Asia Tenggara. Makassar dipilih sebagai kota besar dengan kualitas udara terbaik. Sebelumnya kota ini telah mendapat sertifikat langit biru pada 2008. Adapun Banjarmasin unggul untuk katagori kualitas air bersih. Sedangkan Palembang menjadi yang terbaik untuk kategori kebersihan tanah.
Masih pada tahun 2011, kota Surabaya gencar membangun taman dan memperbaiki lingkungan hidup. Mendapat penghargaan kota dengan lingkungan terbaik se Asia Tenggara. Jadi empat kota besar di negeri ini berhasil mendapat penghargaan di Tingkat ASEAN. Patut kita hargai, Koran HR yang bermotto Perjuangan Demokrasi & Ekologi sangat mengapresiasi pada penyelamatan lingkungan hidup. Setidaknya sebagai koran lokal nu urang Banjar jeung Ciamis, menginginkan Ciamis dan Banjar memiliki semangat bisa seperti kota-kata besar yang telah berhasil. Meskipun tak harus sama tapi ada yang bisa diterapkan di Ciamis dan Banjar dalam ikut menyelamatkan lingkungan hidup.
Kita berharap kepada Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar, bisa belajar dari kota-kota besar yang telah berhasil melaksanakan visi dan menjalankan misi-misinya untuk mensejahterakan masyarakatnya. Minimal pada 15 atau 20 tahun kedepan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar bisa menjadi kota dengan tata lingkungan terbaik, hal tersebut harus dilaksanakan dari sekarang. Engkon dan Herman harus bermotokan âSemanagt Bisaâ dengan merubah pola pikir birokrasi untuk semangat bekerja keras dan mengajak masyarakat dengan contoh yang baik agar terjadi juga perubahan pola pikir di masyarakat dengan semangat bisa menjadi yang terbaik.
Bolehlah kita bercontoh kepada kota Surabaya, di kota berpenduduk tiga juta jiwa, kota seluas 33 ribu hektar yang sebelumnya sangat semrawut dan bau anyir dari sungai yang kotor dan suhu udara panas jauh dari kenyamanan. Tapi sekarang daerah kumuh disulap menjadi ruang terbuka hijau tempat nongkrong warga, lengkap dengan jaringan internet, arena bermain anak, serta ketangkasan sepeda. Daerah kumuh itu sekarang menjadi Taman Bungkul.
Taman yang berdiri di sekitar makam Mbah Bungkul, ulama yang diyakini menyebarkan Islam di Jawa Timur bersama Sunan Ampel tetap dirawat. Semuanya bisa dinikmati sonder fulus, Polisi pun ikut memanfaatkan taman di jalan Darmo itu untuk sosialisasi lalu-lintas. Seperti membagikan helm gratis dan pembuatan surat izim mengemudi (SIM).
Di sudut jalan Biliton ada Taman Lansia. Dulu lahan 2.000 meter persegi itu dipakai untuk Pompa Bensin. Kini menyembur air mancur yang dikelilingi bunga dengan perpaduan hijau dan merah. Dinamakan lansia atau lanjut usia karena taman ini memiliki lintasan beton halus untuk memudahkan jalan kursi roda.
Masih ada seabrek taman lain, seperti taman Prestasi (6.000 meter persegi), taman Apsari (5.300 meter persegi) di tengah kota, juga taman Mundu di Tambaksari. Surabaya pun semakin hijau. Semangat hijau menyebar keluar taman, jalan-jalan protokol ditanami aneka rupa bunga. Pemerintah Kota Surabaya mengajak warga memerangi sampah dan banjir, satu diantara strateginya lewat lomba kampung bersih dengan tema âMerdeka dari sampahâ. Jadi Engkon dan Herman tak terlena olah penghargaan, harus terus membina birokrasi agar terus meningkatkan semangat kerja untuk memberikan contoh kepada masyarakat dan mensosialisasikan setiap program pemerintah dengan cepat kepada warga dan akan tercipta suatu sinergitas yang baik dalam membangun daerahnya. ***