Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sebelumnya, muncul wacana kawasan Objek Wisata Rest Area Karangkamulyan akan dibangun Hotel. Namun wacana itu dibantah oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kab. Ciamis. Pasalnya, Pihak Disbudpar justru lebih cenderung mendukung pembangunan Sarana Olah Raga dan Seni (SORS), ketimbang Hotel.
Kabid Destinasi Disbudpar, Dra. Lilis Kusmayati, M.Si., Senin (2/1), mengatakan, bahwa tidak ada usulan dan kajian soal pembangunan Hotel di kawasan Situs Kepurbakalaan Karangkamluyan.
Menurut Lilis, sesuai hasil kajian dan pantauan pihaknya, jumlah kunjungan ke Kawasan Objek Situs Karangkamulyan relatif masih sedikit dibandingkan dengan objek wisata lainnya yang ada di Kab. Ciamis.
Lilis menambahkan, hingga saat ini pihaknya lebih berkonsentrasi membangun SORS di kawasan tersebut dari pada Hotel. Dia menilai, jika melihat jumlah pengujung, di kawasan itu belum cocok untuk dibangun Hotel.
Selain itu, Lilis mengaku bakal mendapat kesulitan dalam menyusun strategi promosi Hotel. Di lain pihak, Disbudpar sudah mengajukan kawasan tersebut untuk pembangunan SORS.
âDari pada membangun hotel justru lebih baik mengeliatkan promosi dengan menata Rest Area yang ada di kawasan tersebut, seperti rencana yang kami ajukan ke Tarkim Provinsi Jabar, yang akan membangun SORS di kawasan Rest Area,â katanya.
Senada dengan Lilis, Kabis Data dan Informasi Disbudpar, Asep Ibnu Fajar, Senin (2/1) di ruang kerjanya, mengatakan, âJustru yang harus dipikirkan dari pada membangun hotel lebih baik menggencarkan promosi, agar wisatawan banyak masuk ke Karangkamulyan bukan sekedar beristirahat saja,â Paparnya.
Asep menambahkan, alasan penting meningkatkan promosi tersebut, karena menurut data yang dihimpun pihaknya, jumlah kunjungan ke Objek Wisata Karangkamulyan sangatlah sedikit.
âData bulan Oktober 2011, jumlah pengunjung Domestik mencapai 1.502 orang, sedangkan wisatawan Mancanegara berjumlah 2 Orang. Padahal sebelumnya, data bulan September, wisatawan Domestik mencapai 5.128, dan wisatawan asing 18 orang. Jelas angka ini kami nilai masih sedikit. Apalagi jika data ini dijadikan rujukan untuk membangun hotel,â Pungkasnya. (DK)