Baru saja mengijak Tahun Naga Air. Sebelum memasuki tahun baru Imlek, banyak orang terutama keturan Tionghoa mengintip melalui beberapa situs apa yang akan terjadi dengan kehidupan pada tahun baru ini. Kesehatan, keuangan, dan asmara adalah tiga hal yang terpenting. Khususnya dikalangan anak muda.
Tahun Naga Air dalam penanggalan Tiongkok akan menggantikan tahun Kelinci. Naga adalah salah satu sosok hewan terkuat dalam sistem penanggalan tradisional Tionghoa, yang memiliki kekhasan berupa perubahan drastis, yang bisa saja terjadi selepas tanggal 23 Januari 2012 hingga satu penanggalan lunar ke depan.
Di Negeri China, Hongkong, Macao, dan Taiwan, mungkin juga di Indonesia. Banyak pasangan muda punya keinginan memiliki anak atau menambah anak yang ber-shio naga. Terutama pasangan yang ber-shio tikus, monyet dan ayam, diketahui memiliki kecocokan dengan shio naga. Kecocokan anak dan orang tua dipercaya membawa keberuntungan dalam keluarga. Begitu kata ahli feng shui.
Tulisan ini sebuah pengalaman pribadi aku, kebetulan ada libur long weekend tiga hari dari 19 s/d 21 Januari baru lalu. Kami berangkat bertiga ke Bandung, aku, istri, dan cucu paling besar berusia 6 tahun, ada dua keperluan bertemu sepupu dan mendapat undangan para seniman penulis novel dari Jakarta berkumpul di Bandung temu kangen.
Sampai di Bandung pukul 12 siang, cucu ingin ke Bandung Super Mall (BSM). Daripada ngadat, istriku memutuskan untuk jalan-jalan dulu. Bagitu masuk ke halaman BSM, pedagang asongan langsung menghampiri cucuku. Ini mainan bagus, sayang cucu Bu, Pak Haji. Tentu saja istriku menerima tawaran pedagang asongan, karena cucu mau ngadat. Ceritanya dibeli saja, dari pada pusing cucu nangis di tempat ramai.
Karena aku tak mau cape jalan-jalan di BSM, kekhawatiran satu, cucuku takut segala diminta, pasti dong neneknya juga. Aku memutuskan menunggu di food court, baru saja duduk aku dihampiri orang lebih muda dariku 50 tahun ke atas usianya, sedangkan aku sudah KTP seumur hidup. Orang itu bilang, enceek akan saya tawari keburuntungan di tahun naga air, di dalam kertas tertutup ini petunjuk feng shui⦠buat enceek soalnya aura enceek orang besar.
Ngomong apa orang ini, baru saja aku dibilang pak haji sama pedagangan asongan di bawah. Tiba-tiba saja aku dibilang enceek, padahal ada orang bilang tampang aku seperti Pak Harto dan ada yang bilang seperti Lie Kuan Yuu. Tapi aku adalah aku, eeh orang ini sok akrab sekali. Dia minta ijin sama aku boleh duduk di mejaku. Aku bilang silahkan, ada keuntungan buatku ada yang mau nemenin miskipun sama-sama aki-aki.
Enceek, bolah lihat telapak tangan kirinya kata orang itu. Dengan memandang serius dengan suara berwibawa memerintah padaku. Enak aja luu..tangan kiri gua pake jam tangan mahal tau. Enceek akan saya hipnotis, katanya. Boleh kalau kamu bisa, kakiku bereaksi menginjak kaki orang sok kenal. Luu.. bergerak meja ini ke wajah kamu. Brengsek kau, nadaku keras memang siapa luâ¦
Maaf-maaf ceek, dia kena gertakanku. Ini mau saya tawari sama enceek, ini feng shui untuk rumah harganya 5 juta, untuk keberuntungan 2 juta cingcai buat enceek. Akhirnya aku jengkel juga sama orang itu, aku dengan nada keras kalau kepalamu berapa harganya aku berminat untuk membeli. Tiba-tiba HP aku berbunyi, ternyata dari temanku yang mengundang aku datang ke Bandung. Lu..katanya di BSM, bunyi telopon itu. Baru saja dia bertemu istriku di bawah. Betul aku ada di Food Court, sebentar dia akan menemui aku, yaa aku tunggu.
Tak lama temanku datang namanya Rachman Bima, dia orang NTB (Nusa Tenggara Barat). Temanku tanya siapa orang ini Banjar itu nama panggilanku di Jakarta dulu. Aku bilang engga tahu orang ini reseâ¦, mungkin dia takut juga lihat temanku dengan dua orang seniman bila dandanan seenaknya dari pada menonjolkan baju yang menonjol badan yang kekar. Maaf saya menggangu kata si penjual feng siu itu, dia pamit setelah melihat tampang yang grogi itu aku jadi kasihan. Aku beri uang selembar uang kertas dua puluh ribuan, eeh dia bilang terimakasih Pak hajiâ¦, sambil pergi rerempodan (ketakutan.red).
Temanku bertanya, kenapa bisa begitu?. Begini ceritanya, mereka semua tertawa pengalaman aku disebut enceek yang akhirnya nyebut Pak Haji padaku. Rachman temanku bilang, acara kumpul-kumpul seniman dan penulis novel dari Jakarta, acara dimulai pkl. 16 sore. Tempat disalah satu hotel di Jln. Setiabudi Bandung. Baik-baik kalau begitu nanti aku datang, sekarang aku mau nganter istri dan cucuku ke tempat sepupuan.
Aku datang terlambat satu jam baru sampai ke hotel tempat pertemuan, kawan-kawan dari Jakarta datang dengan satu bus dan beberapa kendaraan pribadi. Begitu aku sampai, teman-teman dari Jakarta menyambutku, memang hampir lima tahun aku putus komunikasi karena kesibukan masing-masing. Dari sekian banyak orang yang hadir, ada teman-teman dekatku. Ada Bambang Boyo (dari Surabaya), ada Sukmana Bubur Kacang (dari Kuningan), ada Ida Farida geol (dari Karawang) banyak lagi yang lainnya.
Yang sangat menarik pertanyaan buatku. Apa pikiran anda setiap menjelang ganti tahun, kira-kira 30 menit aku memberikan jawaban kepada yang mengundang aku ke tempat itu. Dengan suasana informal, aku bercerita. Setiap pergantian tahun, aku selalu deg-degan dengan tiga hal utama. Aku takut mati, aku takut sial, aku takut tak sehat.
Meski aku sendiri tahu tanpa feng shui semua itu, aku harus menjaga kesehatan dan menjaga emosi untuk tak boros atau tak sembarangan menghambur-hamburkan uang, serta tak sembarangan memasukan makanan ke tubuh. Soal asmara pun aku tahu. Kalau mau bahagia dan sejahtera, ya⦠mencintai dengan jujur dan dalam cara yang benar.
Tak beda jauh dengan menyetir kendaraan. Jalur bisa saja benar, tapi cara mengendarai bisa saja tak benar. Masuk ke jalur cepat sudah benar, mengendarai seperti mau mengalahkan superman dan menyelip kendaraan lain sa⦠ngeunah manehna. Pasti akan mengundang petaka, seperti peristiwa di gambir baru ini mobil kencang dikendarai perempuan pulang dugem, habis nyabu dan minuman beralkohol menabrak orang, banyak yang mati. Itu aku tahu, tapi tiap tahun tetap ketar-ketir.
Berkata sejujurnya, satu hal yang tak pernah aku pikirkan dan timbang baik-baik, adalah kualitas mata hati aku setiap tahun baru. Itu mungkin yang membuat aku senantiasa bisa kesenangan sampai lupa diri, atau pusing setengah keliling sampai stress kalau melihat hasil mengintip ramalan perjalanan hidup tak secerah yang diharapkan.
Itu pengalaman aku dan belum tentu benar. Mata hati itu bekerja sama dengan mata ragawi yang digunakan untuk melihat dan membaca. Apa yang dilihat dan di baca itu lalu dikirim ke otak. Kemudian otak berpikir dan memutuskan untuk bertindak. Tindak itu bisa diam, marah, mengerti, tidak mengerti, pura-pura mengerti, sengaja berteriak, atau membunuh dalam derajat yang berat.
Dalam waktu yang bersamaan, mata ragawi mengirim getaran ke dalam mata hati untuk berpikir dengan cara berbeda seperti otak bepikir. Di bagian ini, ia mengontrol emosi yang timbul saat otak bereaksi atas apa yang dilihat atau dibaca. Hasilnya begini, haruslah aku marah karena cerita hidup aku tahun lalu biasa-biasa saja ?. Atau perlukah aku sampai harus lupa diri karena kesenangan dan melabrak dan membunuh hanya karean aku tidak senang ?
Jawabannya teman, memohon dan bersujud kepada sang Halik Yang Maha Kuasa, Ya⦠Allah, Yaâ¦Rochman, Ya Rachimâ¦.. Sampai disini saja dahulu, teman-teman, sahabat-sahabatku yang baik. Insyaallah lain waktu kita jumpa lagi di Jakarta. Soalnya bukan tak kangen, pkl 22 ada perlu dengan saudara sepupuanku. Senin pagi harus balik ke Banjar. Gong Xi Fa Cai bagi yang memperingatinya. Selamat dan Sejahtera pada Tahun Naga Air. ***