Panumbangan, (harapanrakyat.com),- Munculnya rumor jejak telapak kaki raksasa di perkebunan warga yang berada di perkebunan blok Babakan kecamatan Panumbangan, ditenggarai oleh sebagian warga setempat merupakan ulah orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka menduga bahwa rumor telapak kaki raksasa tersebut sengaja dibuat agar warga takut ke luar rumah, sehingga orang jahat bisa leluasa menjarah hasil kebun dan ternak milik warga.
Ade, warga Babakan Panumbangan, mengatakan, dengan adanya rumor telapak kaki raksasa yang makin heboh belakangan ini, warga kini menjadi takut keluar rumah. Namun, seiring hal itu, kini banyak warga kehilangan ternak peliharaannya, seperti kambing dan ayam.
â Yang anehnya, justru kini muncul rumor lagi bahwa banyaknya warga kehilangan ternak, akibat di makan raksasa. Jelas rumor itu jadi semakin janggal. Dengan begitu, kini warga jadi menduga bahwa rumor telapak kaki raksasa sengaja dihembuskan oleh orang-orang jahat, agar mereka leluasa mencuri ternak atau hasil kebun milik warga, â ungkapnya, kepada HR, pekan lalu.
Hal senada diungkapkan Dedi, Pemuda asal Panumbangan. Dia mengatakan telapak kaki yang diduga telapak kaki raksasa bisa saja sengaja dibuat oleh orang-orang yang punya niat jahat, agar warga di sekitar Babakan Panumbangan menjadi takut pergi ke perkebunan. Sedangkan mereka-mereka yang jahat bisa bebas berkeliaran di daerah perkebunan warga.
Menurutnya, telapak kaki yang diduga masyarakat Babakan Panumbangan sebagai telapak kaki raksasa, terlihat hasil rekayasa ulah oknum yang sengaja ingin membuat sensasi seperti halnya crop circle yang awalnya diduga pesawat UFO yang terjadi di wilayah Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. â Setelah diteliti, buktinya crop circle itu ulah manusia,â imbuhnya.
Banyaknya orang-orang yang penasaran ingin mengetahui telapak kaki raksasa menurutnya percuma saja, lebih baik mengurungkan niat ketimbang pergi, sebab Dedi yakin itu hasil rekayasa teknis yang sengaja dibuat menyerupai telapak kaki raksasa.
Adanya rumor telapak kaki raksaya tersebut, langsung mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) Kabupaten Ciamis. Sekretaris Disbudpar Kabupaten Ciamis, Drs. Muklis, mengatakan, meski pihaknya sudah turun ke lapangan, namun belum berani menindaklanjuti dengan melakukan penelitian.
Muchlis khawatir, dampak dari keberadaan jejak kaki raksasa, berpengaruh terhadap keyakinan, kepercayaan dan akidah mayarakat. Selain itu, penelitian jejak kaki itu bisa menelan biaya besar, karena harus mendatangkan ahli. (Dji/DK)