Banjar, (harapanrakyat.com),- Seringnya terjadi kecelakan kendaraan bis angkutan umum yang terjadi akhir-akhir ini, membuat calon penumpang harus ekstra hati-hati dalam memilih angkutan bis saat akan bepergian ke luar kota. Pada dasarnya, kecelakaan kendaraan disebabkan oleh pengemudi yang ugal-ugalan di jalan, dan melanggar peraturan lalu-lintas.
Menurut Isop, salah seorang calon penumpang, warga Lengensari, yang ditemui HR di Terminal Bis Banjar, Selasa (14/2), mengatakan, setelah melihat banyaknya rentetan kecelakaan kendaraan umum, kini dirinya lebih selektif dalam menentukan bis seperti apa yang aman dan nyaman saat ditumpanginya.
“Kriteria bis yang aman dan nyaman ditumpangi, saya lebih memilih bis milik perusahaan ternama, dan dilengkapi asuransi kecelakaan dari Jasa Raharja. Selain itu, saya juga lebih memilih kendaraan yang memang layak dan masih bagus, yang jelas lebih memilih bis kelas eksekutif dari pada kelas ekonomi,” tuturnya.
Isop juga mengatakan, bagi perusahaan kendaraan umum harus lebih mengutamakan kepuasan, kenyamanan dan keselematan bagi para penumpang selama dalam perjalanan.
Selain itu, pihak perusahaan pun saat menerima sopir dan kondektur harus yang profesional, dan melakukan uji kelayakan setiap tahunnya kepada sopir maupun kondektur, dan secara rutin melakukan pemeriksaan pada kendaraan. Karena, kecelakaan terjadi bukan hanya faktor kelalaian pengemudi saja, tapi juga akibat kendaraan yang sudah tidak layak pakai.
Pendapat serupa dikatakan Jaja, calon penumpang lainnya. Menurut dia, rata-rata kendaraan umum bis antar provinsi memiliki banyak kelemahan, mulai dari kenyamanan penumpang, karena tidak jarang bis yang ber-AC tapi sopirnya malah merokok saat mengemudi.
“Bahkan tidak jarang si sopir mengemudi sambil nelpon, semua itu dapat membahayakan para penumpangnya. Itulah salah satu kelemahan di dalam bis antar provinsi,” ujar Jaja.
Seharusnya, lanjut Jaja, kendaraan umum antar provinsi atau antar daerah/kota, tidak boleh berhenti di jalan, namun harus tetap berhenti di terminal atau di pull perusahaan bis itu sendiri.
“Menurut saya, bis malam lah yang paling bahaya bagi para penumpang, karena sopir bis malam itu sangat cepat sekali mengemudikan kendaraannya. Selain itu, dengan kondisi sopir yang mengantuk, serta jalanan lengang, ada kemungkinan sopir menjalankan mobil dengan kecepatan penuh. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab sering terjadinya kecelakaan,” kata Jaja.
Sementara itu, ketika HR akan meminta tanggapannya kepada Dinas Perhubungan Kota Banjar, mengenai permasalah tersebut, namun hingga berita ini diturunkan pejabat terkait sedang tidak di tempat. (PRA)