Banjar, (harapanrakyat.com),- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar mencatat, cakupan gizi pada balita yang ada di Kota Banjar mencapai 0,03 persen. Jumlah tersebut jauh di bawah patokan Dinkes Prov. Jabar, yaitu 0,5 persen.
Hal itu dikatakan Kabid. Binkesmas Dinkes Kota Banjar, Ni Nyoman Sukarini, SST., saat ditemui HR di ruang kerjanya, Senin (19/3). Jumlah persen itu lebih sedikit dibanding dengan daerah lain, karena apabila angkanya jauh di bawah patokan Jabar, berarti cakupan gizinya dinilai sudah baik.
“Perhitungannya seperti itu, kalau lebih rendah berarti baik, tapi kalau tinggi persenannya berarti termasuk buruk. Jadi, untuk masalah cakupan gizi balita di Kota Banjar ini sudah bagus, tidak seperti di kota lain,” terangnya.
Dikatakan Ni Nyoman, bahwa di Kota Banjar sendiri memang ada masalah gizi buruk, tapi faktornya bukan akibat kurang gizi atau kemiskinan, namun faktor dari cacat bawaan, misalnya ada kelainan pada jaringan otak.
Masalah seperti itu tidak dapat dinormalkan/sembuhkan dengan cara pemberian cakupan gizi yang cukup, sehingga pihaknya hanya membantu supaya si anak tersebut bisa tetap bertahan hidup.
Dengan demikian, maka Dinkes selalu berupaya menekan kasus gizi buruk di Kota Banjar, diantaranya yaitu mengoptimalkan fungsi posyandu dan meningkatkan partisipasi masyarakat dan keluarga dalam memantau, mengenali dan menanggulangi secara dini gangguan pertumbuhan pada balita usian dari 0-5 tahun.
“Setiap bulan kami bekerjasama dengan posyandu melakukan pemantauan gizi balita, karena balita itu harus terjaga cakupan gizinya. Makanya untuk para orang tua yang punya anak usia 0-5 tahun dianjurkan tiap bulannya dibawa ke posyandu, sesuai jadwal di masing-masing posyandu, sebab posyandu adalah salah satu ujung tombak dalam mengatasi masalah gizi buruk,” kata Ni Nyoman.
Balita gizi buruk dapat diketahui dengan cepat bila secara rutin menimbang berat badannya ke Posyandu. Apabila dua kali berut-turut berat badan tidak naik, maka orang tua dan kader, serta petugas kesehatan sudah harus mencurigai keadaan kesehatannya. (Eva)