Oleh : Nanang Supendi
Minggu, 20 Mei 2012 sudah kita lewati tiga hari lalu, bertepatan dengan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-104 tahun 2012. Dalam sejarah Republik Indonesia memang lebih pada memperingati bagaimana 20 Mei 1908 yaitu perkumpulan Boedi Utomo yang didirikan oleh Dr.Soetomo dianggap sebagai titik permulaan dari kebangkitan nasional atau momentum penting bagi eksistensi bangsa Indonesia. Kebangkitan Nasional pada masa itu memiliki makna bangkitnya semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Atas setiap pelaksanaan peringatan Harkitnas tiap tahunnya memunculkan ada suatu harapan sekaligus pertanyaan, apakah kita sudah bangkit atau perlukah kita bangkit untuk kali berikutnya?. Pejuang dan pendiri bangsa ini sudah memberikan acuan atas tujuan bernegara sebagaimana tercantum dalam pemubakaan UUD 1945. Ketika tujuan negara itu belum secara optimal terwujud, atau bahkan melenceng dari tujuannya, semangat kebangkitan nasional berarti semangat untuk kembali membangun bangsa sesuai dengan tujuan bernegara.
Seiring dengan dinamika waktu dan perkembangan persoalan bangsa saat ini, kebangkitan nasional perlu mendapat pemaknaan ulang, dikaitkan dengan konteks kekinian. Artinya semangat kebangkitan ini jangan sampai berkurang, dan sudah seharusnya momentum ini terus secara berlanjut dimanfaatkan untuk mengokohkan, menguatkan dan memelihara semangat kebangkitan nasional. Esensi kebangkitan itu dimulai dari sebuah kesadaran untuk memahami bahwa kondisi selama ini tidak ideal, tidak baik, tidak mendukung dan lain sebagainya. Dari kesadaran itulah muncul semangat baru untuk melakukan sesuatu perubahan, dan bangkit dari sesuatu yang berubah.
Dengan demikian kebangkitan nasional saat ini adalah semangat membangun bangsa sesuai dengan konsep ideal. Dalam level lokal berarti semangat membangun daerah sesuai dengan potensi dan persoalan yang dimiliki mengingat sistem desentralisasi memberi kewenangan sekaligus tanggung jawab lebih besar kepada kepala daerah. Selanjutnya dengan memperingati hari kebangkitan nasional berarti pula kita harus mampu membangkitkan motivasi dan semangat dalam mensukseskan pembangunan daerah sebagai pendukung pembangunan nasional.
Menumbuhkan kembangkan motivasi dan semangat kebangkitan nasional ini berlaku pula bagi semua komponen masyarakat Kota Banjar yang di aktualisasikan dalam seluruh sendi kehidupan dan pembangunan daerahnya yaitu Banjar sebagai kota IDAMAN (Baca : Indah, Damai, Asri dan Mandiri). Sembilan tahun sudah Banjar berdiri sendiri, menjadi sebuah daerah otonom yang mandiri. Banjar maju, berkembang dan sejahtera merupakan kata-kata positif yang menunjukan pertumbuhan kota Banjar yang pesat semenjak kelahirannya. Pertanyaan sekarang, dengan semangat kebangkitan nasional sudahkah kita mengevaluasi diri dengan perkembangan dan pertumbuhan Banjar tesebut?.
Sebagai sebuah kota yang barang tentu dengan banyak permasalahan sosial yang kompleks harus terus bangkit diatasi secara bersama tetap terus menjadi kota yang mandiri, apalagi dengan potensi yang berbeda dari daerah-daerah lainnya di Indonesia, sebuah kota yang mengandalkan sektor pertanian sebagai ciri kota Banjar dimasa yang akan datang, sebagaimana sesuai dengan rencana Pemerintah Kota Banjar akan menjadikan Banjar sebagai kota Agropolitan tahun 2025.
Inti aspek pembangunan yang perlu terus dibangkitkan yaitu kehidupan akses kemudahan memperoleh pendidikan dan kesehatan yang mudah, murah, dan berkualitas serta kehidupan yang layak pemenuhan sandang, pangan dan papan (ekonomi). Dalam aspek ini, kebangkitan nasional kemudian bermakna semangat untuk bangkit mengejar ketertinggalan dengan daerah Kota/Kabupaten lainnya yang lebih dulu berdiri ada di Indonesia. Pembangunan untuk kehidupan yang layak masih diperlu ditingkatkan untuk mencapai masyarakat kota Banjar yang sejahtera yang pada akhirnya demi pencapaian Indek Prestasi Manusia (IPM) kota Banjar yang terus meningkat.
Selain itu prioritas pembangunan daerah kota Banjar yaitu diantaranya Peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) melalui peningkatan daya beli masyarakat, meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum, dan meningkatkan tata kelola pemerintahan secara profesional untuk menjamin terciptanya Good Governance. Dengan prioritas tersebut bisa dijadikan sebagai pondasi yang proporsional dalam pelaksanaan pembangunan di Kota Banjar yang bermakna bangkit merebut predikat yang terbaik demi mewujudkan kota Banjar yang Indah, Damai, Asri dan Mandiri.
Salah satunya tahun 2012 ini kota Banjar bangkit untuk berupaya meraih prestasi sebagai kota Adipura dan berusaha bangkit untuk meraih prestasi dalam penilaian kinerja pemerintahan dalam hal ini Kecamatan Langensari mewakili kecamatan yang ada di Kota Banjar untuk mengikuti penilaian kinerja pemerintahan Kecamatan dari Provinsi Jawa Barat yang dimulai tanggal 22 Mei kemarin. Walaupun nanti misal akhirnya tidak bisa meraih prestasi tersebut diatas, berarti atas kekurangan ini menjadikan motivasi dan kesemangatan terus berjuang maju memperbaiki demi mempertahankan jati diri masyarakat kota Banjar yang menjungjung tinggi nilai-nilai kemanusian.
Dengan semangat kebangkitan nasional kita jadikan bekal pembangunan menuju masyarakat kota Banjar yang berkarakter, damai, berdaya saing menuju masyarakat yang sejahtera, mengerucut untuk kepentingan peradaban bangsa Indonesia yang lebih baik. Sebagaimana yang diusung dalam Tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) tahun 2012 ini yaitu âDengan semangat kebangkitan nasional kita tingkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang berkarakter, damai, berdaya saing menuju masyarakat yang sejahteraâ.
Untuk mencapai hal tersebut tentunya perlu ditumbuhkan kesadaran bersama tentang arti penting kebangkitan yakni peran aktif seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan tetap kita perkokoh persatuan dan kesatuan menempatkan bangsa ini lebih maju, berkarakter dan bermartabat. Bangkit, Bersatu, Maju, dan Sejahtera Indonesiaku….. ***