Banjar, (harapanrakyat.com),- Agar petani lebih memahami bagaimana teknik mengembangkan pertanian berbasis organik, Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kota Banjar, bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Banjar, menggelar pelatihan pertanian organik.
Pelatihan tersebut diikuti sebanyak 50 peserta utusan dari setiap desa/kelurahan se-Kota Banjar, bertempat di Aula UPTD Balai Benih Padi dan Bibit Panatasan, Senin (14/5).
Ketua KTNA Kota Banjar, H. Toni, mengatakan, dengan diadakannya pelatihan diharapkan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha para petani, supaya mereka mampu mengelola usaha taninya dengan lebih profesional.
âSebagai petani jangan merasa puas dengan teknik bertani seperti sekarang. Petani Kota Banjar harus punya kemauan untuk mengetahui bagaimana pola dan cara bertani yang berkualitas, juga harus punya daya saing yang tinggi. Sehingga hasilnya bisa dibanggakan serta mampu meningkatkan taraf hidup si petani itu sendiri,â ujar Toni.
Dengan demikian, untuk mengubah dan meningkatkan penghasilan bertani, baik dari segi kualitas maupun harga jual, diharapkan petani Kota Banjar bisa memproduksi padi organik.
Karena, dengan pola pertanian menanam padi organik, penghasilan masyarakat tani diyakini akan mengalami peningkatan. Sebab, harga jual beras organik lebih tinggi dari beras biasa, dan beras organik sudah ditunggu oleh pangsa pasar, baik dari dalam maupun luar daerah.
âOleh karena itu, petani tidak usah ragu untuk mengolah pola tanam organik. Diharapkan setelah mengikuti palatihan ini para peserta merealisasikan hasil dari pelatihan secara langsung di lapangan. Bukan hanya padi dan beras organik saja, tapi juga pada sayuran organiknya,â kata Toni.
Sementara itu, Kabid. Ketahanan Pangan Dinas Pertanian Kota Banjar, H. Basir, SP, MP., juga menambahkan, bahwa selama jiwa wirausaha petani tidak tumbuh, maka akan sulit menjadikan sektor pertanian menjadi kekuatan ekonomi yang tangguh.
Lantaran, keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh kemampuan atau kapasitas sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan, khususnya petani.
Sebagai bagian dari pelaku pembangunan, petani diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola usaha tani. Sehingga, petani juga harus profesional dalam mengelola hasil pertaniannya, dengan demikian mereka dapat lebih meningkatkan kesejahteraannya. (AM)