(Pelayanan RSUD Dituding Buruk)
Ciamis, (harapanrakyat.com),– Komisi Anggaran dan Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kab. Ciamis mempertanyakan manfaat dan dampak pembuatan Sistem Standar Layanan (SSL) RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Ciamis yang dilakukan pada tahun 2011.
Pasalnya, Komisi Anggaran menilai pembuatan SSL itu menelan biaya terlalau besar, yakni hingga mencapai Rp. 1,23 milyar. Di sisi lain, pihak dewan masih mendapati komplain dan keluhan dari pasien terkait pelayanan yang diberikan pihak RSUD.
Anggota Komisi II Bidang Anggaran & Keuangan, Iwan M. Ridwan, Selasa (5/6), mengatakan, Pembuatan SSL RSUD Ciamis bisa dibilang tepat. Namun dari angka sebesar itu, pihaknya belum melihat adanya perbaikan layanan terhadap pasien.
âProgramnya tepat, tapi manfaatnya? Karena sampai sekarang ini, masih banyak pasien yang komplain soal layanan RSUD. Kalau pembuatan SSL menelan biaya sebesar itu, harusnya pasien tidak lagi yang komplain,â ungkapnya.
Iwan juga menilai, Pembuatan SSL RSUD Ciamis terlalu banyak berkutat di program pelatihan dan pendidikan semata. Dengan kata lain, perbaikan layanan RSUD belum banyak dirasakan pasien.
âApalagi kalau dibandingkan dengan RSUD di Jawa Tengah, wah jauh sekali. Kami akan tanyakan itu ke Direktur RSUD pada pertangung jawaban APBD 2011 nanti di Badan Anggaran,â ungkapnya.
Di tempat terpisah, Direktur RSUD Ciamis, dr. Widyaningsih Notomuliono, mengatakan, bahwa pihaknya tidak ingin mengomentari soal pembuatan sistem standar layanan/ SSL RSUD tersebut.
Widya mengutarakan, saat ini pihaknya akan fokus untuk program peningkatan status RSUD Ciamis menjadi BLUD (Badan Layanan Unit Daerah), atau dengan menaikan status Type Rumah Sakit dari C ke B.
âSaya tidak mau berpolemik. Lihat saja sendiri kinerja kami dari hari-kehari, ada peningkatan. Boks/ kotak pengaduan pasien akan kembali dihidupkan, kemudian Dokter spesialis Ortopedi akan segera ada di RSUD, bukankah itu satu perbaikan layanan,â tandasnya.
Widya juga menambahkan, pihaknya selama ini tidak pernah melakukan diskriminasi layanan pasien dari kelas I, II, III dan VIP. âHarganya sama, kami lakukan subsidi silang, itu artinya kami terus melakukan evaluasi,â pungkasnya. (DK)