(Pekerja di Pengolahan Limbah Kayu Situ Batu)
Deni Supendi
Panasnya api pembakaran limbah kayu, dan kepulan asap yang memerihkan mata, tidak membuat puluhan pekerja di kawasan pengolahan limbah pabrik kayu yang ada di wilayah Caringin Desa Situ Batu- jadi mengeluh.
Faktanya, memang setiap hari mereka selalu bergelut dengan panas dan kepulan asap pembakaran limbah. Hal itu terpaksa mereka lakukan, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Tentunya keberadaan pengolahan/ pembakaran limbah kayu, yang beroperasi selama 24 jam itu, menjadi peluang tersendiri bagi warga setempat, untuk menambah penghasilan.
Namun di sisi lain, masalah kesehatan seolah tidak lagi menjadi prioritas, saat mereka bekerja. Buktinya, tidak satupun diantara pekerja di kawasan pembakaran limbah kayu yang menggunakan penutup muka/ masker.
Ade (50), seorang pekerja, membenarkan hal itu. Dia mengaku bersyukur bisa mendapat pekerjaan, meski kesehatan menjadi taruhannya. Menurut dia, banyak warga Situ Batu, bekerja di pengolahan limbah kayu, dan menjadikannya sebagai penopang kebutuhan hidup sehari-hari.
âTapi, Alhamdulillah-nya, sampai sekarang belum ada diantara pekerja yang mengeluhkan soal kesehatan,â ungkapnya.
Lebih lanjut, Ade menjelaskan, pengolahan/ pembakaran limbah kayu beroperasi selama 24 jam tanpa henti. Dengan begitu, kepulan asap akan terus ada, selama pembakaran limbah kayu dilakukan.
Namun, ketika ditanya soal berapa pendapatan para pekerja, dari hasil pekerjaan di pengolahan limbah kayu, Ade dan sejumlah pekerja tidak memberikan jawaban. Ade hanya mengutarakan, uangnya cukup untuk menutupi kebutuhannya sehari-hari.
Kondisi tempat dan pekerjaan, yang sedang dialami sejumlah pekerja (kaum ibu, dan bapa) di wilayah itu, belum membuat mereka menyadari tentang kesehatan dalam bekerja.
Untuk itu, sudah menjadi tugas pemerintah Kota Banjar -melalui instansi yang berkaitan- untuk membantu memberikan pemahaman kepada para pekerja, agar mereka memperhatikan faktor kesehatan dalam bekerja. ***