Banjar, (harapanrakyat.com).- Diera tahun 1980-1990-an, bagian bawah jembatan Viaduct merupakan tempat paling favorit bagi anak-anak untuk mengisi waktu ngabuburit saat bulan suci Ramadhan. Karena, di tempat tersebut para pedagang bisa ditemui dengan mudah, mulai dari pedagang makanan, mainan, pedagang lotre sekalipun.
Bahkan, ada juga yang menyediakan sewa permainan game watch dengan patokan harga sewa sebesar Rp.50,- per 15 menit. Namun seiring kemajuan jaman, memasuki tahun 2000 suasana keramaian seperti itu sudah tidak terlihat lagi.
Kini anak-anak lebih memilih taman Alun-alun sebagai tempat untuk menantikan adzan magrib berkumandang, sebab para pedagang maupun penyedia jasa permainan anak berkumpul di tempat tersebut.
Seperti dikatakan Andi (37), seorang warga yang tinggal Jl. R. Hamara Effendi, saat ini keramaian justru berada di atas jembatan Viaduct.
âDulu waktu masih anak-anak sering ngabuburit di kolong jembatan, tapi sekarang yang ramainya itu malah di bagian atasnya, dimana masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa, lebih suka melihat pemandangan di sekitar Stasion Banjar dari atas jembatan. Sebab sekarang sudah tidak ada lagi pedagang yang berjualan di bawah jembatan, makanya sepi,â kata Andi, Senin (23/7).
Hal serupa juga dikatakan Deni (30), warga Jl. Setia, saat dijumpai HR di kawasan Stasion Banjar. Dia mengungkapkan, ngabuburit di bawah jembatan Viaduct menjadi kenangan tak terlupakan.
âDulu ngabuburit di bawah jembatan ramai sekali oleh anak-anak. Malah saya sering ikut kereta yang sedang langsir. Saya masih ingat kata-kata seorang pedagang lotre dengan suara lantang berkata, mangga lotre lima puluh rupiaan, dibuka, diaos naon hadiahna,â kenang Deni, sambil menirukan perkataan tukang lotre jaman dulu.
Dihari ketiga pada Ramadhan kali ini dirinya sengaja ngabuburit ke kawasan Stasion Banjar, sekaligus berjalan-jalan ke bagian bawah jembatan sekedar ingin mengenang masa kecilnya dulu.
Sedangkan Iis (45), warga Puteran, mengatakan, dulu saat dirinya masih remaja sering ngabuburit naik kereta api jurusan Banjar-Melewong. Dengan harga karcis sebesar Rp.300, dia dan teman-temannya bisa menikmati perjalanan pulang-pergi Banjar-Melewong.
âDulu saya sering naik kereta api yang pemberangkatannya jam dua siang dan kembali jam empat sore. Begitu sampai lagi di Banjar tidak langsung pulang ke rumah, tapi main dulu di bawah Viaduct, karena di situ ramai sekali, banyak pedagang makanan untuk berbuka. Sekarang mah sepi, sebab tempat favorit ngabuburit sudah berpindah, yaitu ke taman Alun-alun,â kata Iis. (HND)