Ngabuburit di daerah pinggiran jauh dari kebisingan, menjadi trend baru
Eva Latifah
Berbagai cara banyak dilakukan masyarakat dalam mengisi waktu ngabuburit. Tempat yang dipilih pun bisa dimana saja. Misalnya jalan-jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor, bersepeda, jalan kaki, atau hanya sekedar melihat barang-barang bagus di pusat perbelanjaan.
Namun, bagi sebagian masyarakat di daerah pinggiran, lokasi yang sering dijadikan tempat untuk menanti waktu berbuka yakni di Stasion Kereta Api, seperti halnya warga yang berada di Dusun Karangpucung, Desa Jajawar, Kec/Kota Banjar.
Sebagian warga tampak asyik bermain layangan di bagian pinggir bantalan rel kereta api, bahkan ada pula yang berfoto ria di depan Stasion KA Karangpucung, atau hanya duduk-duduk saja sambil bercengkrama dengan teman-temannya.
Pemandangan seperti itu kerap terlihat setiap sore di bulan Ramadhan. Anak-anak remaja di daerah tersebut lebih memilih ngabuburit di lembur dari pada jalan-jalan ke daerah perkotaan, misalnya pergi ke taman Alun-alun.
âSaya dan teman-teman di sini lebih suka ngabuburit di Stasion Karangpucung saja. Pemandangannya cukup indah, selain itu di sini juga ramai banyak orang karena bukan saja masyarakat sekitar, tapi ada juga yang dari Balokang,â kata Nina (16), salah seorang warga yang mengaku siswa di salah satu SMA Negeri di Kota Banjar, Minggu (22/7).
Hal serupa diungkapkan Reni (16), warga lainnya. Menurut dia, selain jaraknya dekat dengan rumah, menunggu beduk magrib di sekitar stasion juga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makanan takjil.
âBegitu adzan magrib terdengar berkumandang, saya tinggal jalan kaki saja pulang ke rumah. Coba kalau ngabuburitna ke kota, jalan-jalannya juga tidak enak karena sekarang Banjar suka macet, apalagi menjelang magrib,â ujar Reni.
Sementara itu, Dani (14), dan beberapa temannya yang sedang asyik bermain layangan di pinggir jalan rel kereta api, mengaku tidak merasa ngeri menerbangkan layangan sambil berjalan-jalan di tempat berbahaya itu.
Karena bagi mereka, hal terpenting adalah selalu waspada dan berhati-hati, supaya saat kereta api akan melintas mereka bisa mengetahuinya. âBiasanya kita saling mengingatkan jika sudah terlihat dari lampu sinyal menyala yang menandakan kereta mau melintas,â kata Deni.
Stasion KA Karangpucung bukan hanya dijadikan tempat ngabuburit oleh kalangan anak remaja, namun juga anak-anak seusia SD dan balita bersama orang tuanya masing-masing. Mereka terlihat senang saat ada kereta api melintas, atau berhenti sejenak untuk menanti kereta lainnya lewat.
Maklum saja, satsion kecil yang ada di bagian ujung Barat Kota Banjar ini hanya merupakan stasion perlintasan saja, sehingga jarang sekali ada kereta berhenti.
Keadaan di sekitar stasion pun berangsur sepi seiring dengan jarum jam yang menunjukan 17.50 WIB, dimana adzan magrib akan berkumandang, itu berarti waktu untuk berbuka puasa akan segera tiba. ***