Minggu, Mei 25, 2025
BerandaHeadlineFenomena Kehadiran Pemudik di Ciamis Utara

Fenomena Kehadiran Pemudik di Ciamis Utara

Ciamis, (harapanrakyat.com),- Mudik menjadi fenomena yang jarang ditemui di negeri lain kecuali Indonesia. Mudik atau kembali ke udik (kampung) tidak lagi menjadi sekadar tradisi, tapi mudik juga sebagai fenomena pergerakan dan mobilitas manusia Indonesia dalam kurun waktu singkat dan dalam sebuah gelombang yang luar biasa besar.

Angka-angka berikut membuktikan bahwa mudik menjadi fenomena unik dan menarik dari sebuah tradisi yang awalnya hanya berkutat pada masalah kefitrahan diri menjadi sebuah budaya mobilitas massal yang sangat masif dan konsumtif.

Mulanya hanyalah menjaga silaturahmi dan keberkahan di antara kerabat, sahabat maupun orang-orang terdekat, berubah menjadi gelombang kehidupan yang mampu mempengaruhi tatanan ekonomi negara.

Fenomena menarik itu juga terlihat diantara aktifitas pemudik di wilayah Ciamis utara, meliputi Kecamatan Lumbung, Panjalu, Kawali dan Panawangan. Diantaranya yang paling menarik yaitu aktifitas memborong makanan khas/ tradisi, pesta kembang api, bagi-bagi uang lebaran, dan sumbangan untuk masjid

Mayoritas pemudik yang ada di wilayah Ciamis utara berasal dari berbagai latar belakang usaha (pengusaha besi rongsok di Jatayu, Jl. Soekarno Hatta Bandung, profesi (Pejabat Birokrasi di tingkat pusat dan propinsi), TNI Polri. Para pemudik tersebut seolah terpanggil secara spiritual untuk pulang ke daerah asal, atau kampung halaman.

Makanan khas yang banyak diburu di wilayah itu antara lain Kalua Jeruk, yang banyak diproduksi di Desa Kertamandala dan Mandalare. Kemudian, Jawadah Takir di Garahang Desa Panjalu.

Selain itu, ada juga menu lain yang jadi buruan para pemudik asal Panjalu, seperti Goreng Mujaer dan Udang dari Dusun Cimendong Desa Panjalu, ada juga Opak, Kelontong, Saroja dan Ranginang di Desa Maparah, tak ketinggalan mie golosor khas Desa Sanding Taman.

“Borong makanan khas dan bagi-bagi uang lebaran sudah jadi tradisi di sini. Para pemudik juga mengunjungi curug tujuh dan Situ lengkong,” ungkap seorang pedagang warung nasi di Desa Panjalu, Dadan Fitriyadi, Senin (27/8).

Fenomena lainnya, yaitu pesta kembang api, dengan motif untuk memeriahkan lebaran, yang terjadi di Kec. Lumbung dan Kawali. Pesta kembang api yang memakan biaya jutaan rupiah ini tentu saja bisa ditafsirkan sebagai simbol kesuksesan di kota perantauan.

“Ada yang sampai menghabiskan Rp. 3 juta sampai Rp. 5 juta, bahkan ada juga yang sampai Rp. 15 juta. Selain simbolisasi lainnya ditandai dengan kendaraan baru yang dibawa pemudik ke kampung halaman,” kata Herdi, warga Lumbung.

Sementara di Desa Sagala Herang Kec. Panawangan, banyak dijumpai pejabat Birokrasi dari Pemda Jabar dan Pusat. Selain memborong Ketupat panawangan, Opak dan Saroja, mereka menyumbangkan sebagian hartanya untuk pembangunan mesjid.

“Dari para pemudik saja Alhamdulilah terkumpul Rp. 11 juta untuk pembangunan Mesjid,” kata Sobandi, Ketua Pembangunan Mesjid Al Mujahidin Panawangan.

Sulit Air Untuk Mandi

Para pemudik lebaran dari luar kota yang datang ke kampung halamannya tak betah lama tinggal di tanah kelahirannya disebabkan sulitnya air untuk kebutuhan mandi. Pemudik yang hendak lama tinggal di tempat asalnya terpaksa banyak yang hengkang langsung pulang meski baru tinggal satu–dua hari.

Omo Kismanto salah satu pemudik dari kota Serang yang datang ke desa Ciakar Kecamatan Cipaku ketika ditanya HR, Senin (20/08), mengatakan, awal rencana untuk berlibur panjang di kampung halamannya beberapa hari, berhubung sulitnya air yang disebabkan kemarau terpaksa niat untuk berlibur diurungkannya. Dia mengatakan jauh dan sulitnya mencari sumber air untuk mandi diakuinya sangat tersiksa, terlebih mudik sekeluarga. Untuk keperluan mandi saja harus pergi ke tempat yang berada di luar kampung/desa lain yang jauh dari rumahnya.

Lain halnya dengan Sahman pemudik dari kota Depok mengetahui sulitnya air untuk keperluan mandi menjadi tak betah tinggal lama di rumah orang tuanya sehingga begitu usai shalat Idul Fitri tanpa ragu lagi langsung meninggalkan kampung halamannya.

Rahmat pemudik asal Tasik mengatakan sulitnya air untuk kebutuhan mandi dan keperluan rumah tangga di desa Ciakar, selain musim kemarau juga disebabkan banyaknya air yang ditarik menggunakan selang ke rumah-rumah, sehingga serapan air semakin berkurang. Padahal air adalah sumber kehidupan yang lebih utama, kekurangan air menimbulkan kesengsaraan hingga mandi pun harus ke sungai sekalipun airnya keruh dan kotor.

Lili petugas PAM (Perusahaan Air Minum) desa Ciakar mengatakan mengantisifasi sulitnya air untuk kebutuhan rumah tangga dan mandi, pihaknya telah membagi jadwal giliran datangnya air dari PAM. Berhubung sangat terbatas, tetap saja air ada yang kebagian ada yang tidak, terlebih di hari – hari lebaran kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga terus meningkat, begitu juga untuk keperluan mandi dan sebagainya, pungkasnya. (DK/dji)

RSUD Ciamis akan Adakan Kelas Edukasi Persadia, Catat Tanggalnya

RSUD Ciamis akan Adakan Kelas Edukasi Persadia, Catat Tanggalnya

harapanrakyat.com,- RSUD Ciamis, Jawa Barat, bersama Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia), akan mengadakan Kelas Edukasi untuk para penderita diabetes. Kelas edukasi yang berlangsung pada hari...
Hanya di bank bjb, Nonton Konser Showcase Hindia Bisa Sambil Nabung

Hanya di bank bjb, Nonton Konser Showcase Hindia Bisa Sambil Nabung

harapanrakyat.com,- bank bjb memberikan kemudahan buat penggemar musik untuk menonton konser Showcase Hindia. Konser bertajuk ‘25 on Blank Canvas!’ tersebut, akan berlangsung di Tennis...
Longsor dan pergerakan tanah di Garut

Longsor dan Pergerakan Tanah di Garut, Warga Terancam Kehilangan Tempat Tinggal

harapanrakyat.com,- Bencana tanah longsor dan pergerakan tanah kembali terjadi di Garut, Jawa Barat. Akibatnya ada 12 rumah yang terdampak. Meski tidak ada korban jiwa...
OTK Tikam Petugas BPBD dan Jukir saat Konvoi Persib Juara di Garut

OTK Tikam Petugas BPBD dan Jukir saat Konvoi Persib Juara di Garut

harapanrakyat.com,- Orang Tak Dikenal (OTK) menikam petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Jawa Barat saat konvoi Persib juara. Selain petugas BPBD, pelaku juga...
Hujan Intensitas Tinggi di Wilayah Kota Banjar Sebabkan Tebing Longsor dan Banjir

Hujan Intensitas Tinggi di Wilayah Kota Banjar Sebabkan Tebing Longsor dan Banjir

harapanrakyat.com,- Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kota Banjar, Jawa Barat, sejak beberapa hari terakhir. Akibatnya, bencana alam tebing longsor dan banjir pun terjadi...
Bupati Citra Janji Atasi Banjir di Maruyungsari

Bupati Pangandaran Janji Atasi Banjir di Maruyungsari, Petani Masih Kecewa

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran, Hj. Citra Pitriyami turun langsung ke Desa Maruyungsari bersama Kapolres Pangandaran AKBP Mujianto, Dandim Ciamis, serta Kepala BBWS Citanduy untuk mencari...