(Lestarikan Air dan Situs Astana Gede)
Ciamis, (harapanrakyat.com),– Kepedulian akan pemiliharaan situs budaya Astana Gede bukanlah tanggung jawab Jupel (Juru Pelihara) semata, melainkan semua masyarakat. Buktinya, anggota Paguyuban Seniman dan Budayawan (Paseban) Jagat Malaka, membersihkan (nguras) sumber air Cikawali di lingkungan Situs Astana Gede.
Daday, sesepuh Kawali, di sela-sela kegiatan nguras sumber air Cikawali, Minggu (16/9), mengatakan, kondisi Cikawali jika sedang normal bisa mencapai kedalaman 1,5 meter. Airnya bisa bening, layaknya sumber air. Air Cikawali juga mempunyai nilai historis tinggi dari sejarah masyarakat Galuh.
Menurut Daday, pada saat kemarau panjang seperti sekarang, debit air Cikawali menjadi berkurang. Bahkan, Cikawali mengalami sedimentasi/ pendangkalan, akibat sampah dari dedaunan dan ranting yang jatuh ke dalamnya.
âSelama ini Cikawali dianggap sebagai sumber air Astana Gede. Dalam acara nguras, tidak ada acara ritual khusus. Kami hanya melakukan bersih-bersih, karena air ini sering digunakan untuk berwudlu dan mandi oleh para peziarah, sebelum melakukan tawasulan,â katanya.
Daday menambahkan, air Cikawali juga kerap digunakan oleh warga untuk budidaya perikanan dan mengairi sawah. Masyarakat percaya, air Cikawali mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh ikan dan tanaman padi.
Sementara itu, Wasono, warga Kawali, mengaku sangat menyambut baik kegiatan nguras yang dilakukan oleh Paseban Jagat Malaka. Terlebih tujuan nguras tersebut untuk melestarikan sumber air dan Situs Astana Gede. (DK)