(Stasiun KA Banjar)
Banjar, (harapanrakyat.com),- Kondisi bangunan peninggalan jaman Pemerintah Hindia Belanda yang berada di kawasan Stasiun Kereta Api (KA) Banjar terlihat sangat kurang terawat. Padahal, jika dikelola dengan baik, bangunan bersejarah tersebut bisa menjadi area tujuan wisata pendidikan dan sejarah di Kota Banjar.
Namun sayang impian itu belum bisa terwujud, karena pihak PT. Kereta Api Indonesia (KAI) belum memutuskan untuk memanfaatkan aset berharga itu.
Bidang Administrasi Sarana Prasaran Stasiun KA Banjar, Benny, Selasa (16/10), mengatakan, bahwa pihaknya sudah mengajukan bangunan peninggalan sejarah Belanda itu kepada pihak KAI pusat.
Hanya saja, kata Benny, ajuan dan usulan pihak Stasiun KA Banjar itu belum mendapatkan respon. Bangunan yang sudah diajukan untuk dijadikan cagar budaya dan wisata yakni bangunan tempat penggantian lokomotif, ruang perbaikan (bengkel), dan toren air.
âUntuk toren air, dulunya digunakan untuk menyuplai kebutuhan kereta uap. Kapastitas penampungannya sampai 30 ribu liter. Sekarang bangunan itu tidak digunakan lagi,â ungkapnya.
Namun begitu, pihak Stasiun KA Banjar juga berharap, keberadaan bangunan peninggalan Belanda tersebut bisa menjadi tujuan wisata pendidikan dan sejarah. Selain itu, bisa juga menjadi sumber pendapatan baru bagi pihak PT KAI dan pemerintah daerah Kota Banjar.
âKita sudah sejak lama menunggu keputusan dari PT KAI. Kemungkinan besar, pihak PT KAI masih memiliki kesibukan lain, sehingga usulan dan ajuan dari kami belum bisa ditindaklanjuti,â ujarnya.
Sementara ini, Benny menambahkan, bangunan peninggalan bersejarah tersebut sering dijadikan area untuk pemotretan, seperti Pra-weding. (deni)