Ciamis, (harapanrakyat.com),- Puluhan Kepala Desa (Kades) di delapan Kecamatan, yang meliputi Cidolog, Cimaragas, Langkaplancar, Banjarsari, Cigugur, Cijulang, Cimerak, dan Kalipucang, antusias mengikuti sosialisasi empat pilar, yang diselenggarakan berkat kerjasama antara Kantor Kesbang Polinmas dan MPR RI, di Hotel Sandaan Pangandaran.
Dalam acara tersebut, Ketua Komisi II DPR RI, Drs. Agun Gunandjar Sudarsa, mengatakan, Kepala Desa merupakan ujung tombak kepemimpinan di tingkat pemerintahan desa. Peranan dan tugasnya seringkali berhadapan secara langsung dengan masyarakat.
Untuk itu, kata Agun, sosialisasi upaya memberikan pemahaman soal empat pilar negara, Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika, bagi para kades sangatlah dperlukan.
Tujuannya, Agun menjelaskan, pemahaman tentang empat pilar, yang mengandung isi dari jati diri berbangsa dan bernegara bisa ditanamkan dalam kehidupan bermasyarakat, atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut, Agun menyebutkan, Pancasila merupakan ideology bangsa yang harus terus dijaga dan disosialisasikan. Apalagi pasca reformasi Pancasila seakan-akan sudah dilupakan oleh banyak orang.
Untuk itu, Agun menegaskan, nilai-nilai pancasila harus dijadikan nafas dalam kehidupan sehari-hari. Karena nilai-nilai tersebut akan berdampak dan terimplementasikan di lingkungan sekitar. Namun, kata kuncinya, semua itu bisa bergerak cepat jika ada keteladanan dari para penyelenggara Negara.
âPara penyelenggara negara harus memberikan contoh dan teladan yang baik dalam menjalankan dan mengamalkan nilai-nilai pancasila,â ungkapnya.
Sosialisasi bagi Mahasiswa Unigal
Sehari kemudian, Minggu (14/10), Kang Agun (sapaan akrabnya) juga menjadi pemateri dalam sosialisasi empat pilar di hadapan ratusan Mahasiswa Unigal. Acara tersebut diselenggarkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa), di aula Makodim Ciamis.
Pada kesempata itu, Agun mengatakan, bahwa berbagai kerusuhan, pertikaian, tawuran dan konflik sosial yang terjadi di Indonesia bukan disebabkan karena persoalan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), melainkan karena ketidakmampuan negara memberikan fungsi sosial kepada warganegara.
Sementara itu, Ketua Pelaksana kegiatan, Purwanto, mengatakan, pihaknya sangat bangga dengan adanya kegiatan sosialisasi empat pilar tersebut. âKami mendukung penuh penguatan kehidupan berbangsa dan bernegara. Aktivitas pemuda penerus generasi bangsa harus terus berpijak pada pilar kenegaraan,” pungkasnya. (DSW)