Banjar, (harapanrakyat.com),- Potensi pengembangan Kota Banjar dilihat berdasarkan jumlah investasi sampai tahun 2012 mencapai Rp.848.156.094.655, dan peluang investasinya mencapai Rp.97.229.000.000 (sumber Kantor BMPPT Kota Banjar tahun 2012).
Sedangkan, jumlah lintasan harian rata-rata (LHR) yang melintasi Kota Banjar tahun 2012 diantaranya jenis kendaraan truk 518, mini bus 876, roda 2 2.441 dan bus 86 (sumber Dinas PU dan Dinas Perhubungan Kota Banjar tahun 2012).
Dengan demikian, Kota Banjar sebagai core bisnis bagi wilayah sekitarnya, antara lain Cimaragas, Cisaga, Rancah, Ciamis, Banjarsari, Lakbok dan Majenang, akan menjadikan kota yang memiliki jasa ekonomi secara regional sebagai pusat agribisnis di Priangan Timur.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjar, Ir. Tommy Subagja, MM., dalam acara Seminar Temu Bisnis mengenai Peluang Investasi dan Potensi Daerah Dalam Menghadapi Persaingan Pasar Global, Kamis (15/11), di Aula Setda Pemkot Banjar.
Dia juga memaparkan, bahwa potensi dan peluang investasi pengembangan Kota Banjar sebagai core bisnis di Priangan Timur meliputi modernisasi peternakan kambing PE dan industri pengelolaan susu kambing PE, pembangunan rest area terpadu, pengembangan padi organik, pengembangan industri kelapa terpadu, pembangunan agrowisata Lembah Pejamben, pengembangan budidaya pepaya California.
Serta berpotensi pula untuk pembangunan pasar grosir, industri pengawetan buah rambutan Si Batulawang, pembangunan wahana wisata air/sungai, pengembangan wahana Situ Mustika, ekowisata Batu Peti, budidaya dan pengelolaan usaha udang galah.
Kota Banjar sebagai agriculture regional dapat ditunjukan dengan peternakan kambing PE dan industri pengelolaan susu kambing PE di Langensari, industri pengelolaan batok kelapa di Batulawang, padi organik di Kelurahan Pataruman dan Bojongkantong, budidaya pepaya California di Rejasari dan Waringinsari.
Kemudian, budidaya udang galah di Karyamukti, industri pengelolaan bulu mata dan rambut palsu di Neglasari dan Mulyasari, industri pengawetan buah rambutan Si Batulawang, wisata Situ Mustika di Kelurahan Purwaharja, wisata Situ Leutik di Cibeureum, serta pasar grosir di Kelurahan Hegarsari.
Visi Kota Banjar tahun 2005-2025 yang akan dicapai berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) yaitu Banjar Agropolitan. Untuk mencapai Kota Banjar sebagai pusat agropolitan, maka misi yang akan diterapkan yaitu mengembangkan sumberdaya manusia yang agamis, sehat dan produktif.
Selanjutnya, mewujudkan perekonomian kota berbasis agribisnis yang berdaya saing dan berkeadilan serta berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Mewujudkan budaya masyarakat yang produktif, efisien, gigih, kerja keras, kompetitif, rasional dan professional (budaya industrial), dengan tetap mempertahankan serta memanfaatkan pengetahuan dan kearifan lokal. Meningkatkan kinerja dan kualitas lingkungan kota, dan meningkatkan tata kelola pemerintahan kota secara professional untuk menjamin pelayanan prima kepada masyarakat.
Tommy mengatakan, tujuan penataan ruang untuk pengembangan potensi ekonomi adalah, mewujudkan tata ruang Kota Banjar sebagai pusat pelayanan agrobisnis di Priangan Timur yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
âKebijakan Kota Banjar dalam RTRWP Jawa Barat diantaranya, Kota Banjar termasuk ke dalam WP Priangan Timur-Pangandaran, sektor unggulannya yaitu pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, industri kerajinan dan pertambangan mineral,â kata Tommy.
Lanujut dia, Kota Banjar juga termasuk ke dalam Kawasan Strategis Provinsi (KSP) perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah. Fokus pengembangan Kota Banjar sebagai daerah berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah diarahkan dengan sarana dan prasarana perkotaan yang terintegrasi kegiatan perdagangan dan jasa.
Sedangkan, rencana pengembangan infrastruktur wilayah di WP Priangan Timur-Pangandaran, khususnya Kota Banjar terdiri dari reaktivasi jalur KA Banjar-Cijulang. Untuk pengembangan infrastruktur permukiman meliputi peningkatan sistem pengelolaan air limbah di Pangandaran, Tasikmalaya dan Kota Banjar, serta pembangunan jalan Tol Cileunyi-Nagreg-Ciamis-Banjar.
Sementara itu, kebijakan penataan ruang di Kota Banjar meliputi pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sarana prasarana kota yang terpadu dan merata, serta sistem sarana umum skala lokal maupun regional.
Peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung, peningkatan dan penyediaan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh wilayah kota, pengembangan kawasan budidaya sesuai dengan daya dukung dan daya tampung.
âKemudian selain itu, juga untuk pengembangan kawasan strategis dari perspektif ekonomi, sosial budaya dan lingkungan, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Lalu, pengingkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara, dan peningkatan penyelenggaraan penanggulangan bencana,â jelas Tommy. (Eva)