Jumat, Mei 9, 2025
BerandaBerita CiamisPengadaan Obat Milyaran Rupiah Dinilai Hanya Rutinitas

Pengadaan Obat Milyaran Rupiah Dinilai Hanya Rutinitas

Dinkes Ciamis bantah angka tersebut sebenarnya masih kurang ideal 

Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pengadaan obat yang rutin dilakukan setiap tahun di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kab. Ciamis dengan menelan dana milyaran rupiah memicu polemik. Pengadaan obat yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut dianggap hanya program rutinitas semata, tanpa memberikan dampak bagi peningkatan kesehatan masyarakat Ciamis.

DAK untuk pengadaan obat di Kab. Ciamis sendiri setiap tahunnya bervariasi. Tahun 2011 saja alokasinya mencapai Rp. 5 milyar, dan tahun 2012 Rp. 6 milyar. Bahkan, untuk tahun 2013, angkanya diprediksi bakal menurun.

Kebutuhan obat bagi pelayanan dasar ini setelah dipasok oleh pihak ketiga (pemenang lelang) ke lokasi gudang Farmasi Dinkes, kemudian akan didistribusikan ke seluruh Puskesmas yang tersebar di Kab. Ciamis.

“Masa setiap tahun programnya itu-itu saja? Kebutuhan obat dari tahun ke tahunnya kok sama! harusnya kan berbeda tergantung tipikal penyakitnya,” ungkap Ketua Badan Legislasi Daerah (Balegda), yang juga anggota Fraksi PKS DPRD Kab. Ciamis, drh. Totong Karyo, pekan lau kepada HR.

Totong mengatakan, pengadaan obat harus didasarkan pada dampak peningkatan derajat kesehatan masyarakat Ciamis. Menurut dia, dalam pembahasan KUA PPAS, Dinkes harusnya membuat program teknis yang terukur dan berdampak. “Termasuk pengadaan obat, ini kok terkesan rutinitas,” paparnya.

Lebih lanjut, Totong mengaku heran, mengapa setiap tahunnya Dinkes mengalokasikan anggaran pengadaan obat yang nominalnya hampir sama. Padahal, kata dia, tipical (jenis)  penyakit tahun lalu tidak sama dengan tahun ini. Apakah harus Dinkes hanya berkutat terus di program tersebut.

Dia menilai, Dinkes Cimis selama ini tidak mengkaji dampak dan data keluaran (output) dari program tersebut. Akibatnya, menimbulkan  kesan tidak mensinkronkan antara program teknis dengan KUA PPAS. Dia juga menegaskan, Dinkes seharusnya membuat dan menyusun program dengan didasari kajian dan berbasiskan data yang jelas.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kab. Ciamis, dr. Rizali, Selasa (27/11) membantah jika pengadaan obat tidak didasarkan pada proses pendataan. Dia menegaskan, pengambil data berdasarkan laporan dari 52 puskesmas yang ada di Kab. Ciamis.

“Data jumlah kunjungan pasien ke setiap Puskesmas menjadi dasar kami mengajukan anggaran pengadaan obat,” ungkapnya.

Rizali menuturkan, data laporan kunjungan dari masing-masing Puskesmas itu, menjadi bahan Dinkes membuat perkiraan (prediksi) jenis obat yang dibutuhkan, dan akan didistribusikan langsung kepada pihak Puskesmas.

Senada dengan itu, Kepala UPTD Farmasi Dinkes Ciamis, Gusdiana, di ruang kerjanya, mengatakan, pengadaan obat Dinkes yang bersumber dari DAK tersebut bukan berdasarkan ajuan dari Dinas.

“Pagunya sudah dijatah dari pemerintah pusat. Kami hanya mengajukan jenis penyakit dan jenis obatnya saja,“ ujarnya.

Menurut Gusdiana, justru anggaran sebesar itu terbilang masih minim. Alasannya, karena secara ideal, Kab. Ciamis mendapat pagu anggaran untuk pengadaan obat hingga mencapai angka Rp. 32 milyar pertahunnya.

“Anggarannya kan jauh di bawah ideal, tapi bagaimana lagi, itukan pusat yang punya kewenangan,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Anggota Badan Anggaran DPRD Ciamis, Iwan M. Ridwan SPd, MPd mengatakan, bahwa program pengadaan obat Dinkes sudah rasional. Seiring dengan itu, PAD yang bersumber dari UPTD Puskesmas terus mengalami kenaikan.

“Harus diingat, kesehatan merupakan program prioritas pembangunan. Jadi tidak ada yang harus diragukan dari program pengadaan Obat untuk Puskemas tersebut. Justru pengadaan itu sebagai pelayanan dari retribusi yang ditarik Puskesmas. Yang harus dipersoalkan, adalah  bagaimana pelayanan di Puskemasnya,” pungkasnya. (DK)

KPAID Jabar Soroti Kasus Asusila Anak di Bawah Umur oleh Pria di Ciamis

KPAID Jabar Soroti Kasus Asusila Anak di Bawah Umur oleh Pria di Ciamis: Konsen Pemulihan Kondisi Korban

harapanrakyat.com,- Ketua Forum Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Jawa Barat, Anto Rianto, mengaku prihatin dengan peristiwa yang terjadi yaitu kasus tindakan asusila terhadap...
Motif Dendam ke Kades, Preman Kampung di Garut Malah Bacok Ustad yang Lagi Sholat, Polisi Ancam Tersangka 10 Tahun Penjara

Motif Dendam ke Kades, Preman Kampung di Garut Malah Bacok Ustad yang Lagi Sholat, Polisi Ancam Tersangka 10 Tahun Penjara

harapanrakyat.com,- Preman kampung yang membacok ustadz dan merusak rumah Kepala Desa Karang Agung, Kecamatan Singajaya, Garut akhirnya menjadi tersangka. Ternyata pelaku mengaku aksinya itu...
Dilepas Bupati Herdiat, Calon Haji Ciamis Siap Tunaikan Ibadah Suci

Dilepas Bupati Herdiat, Calon Haji Ciamis Siap Tunaikan Ibadah Suci

harapanrakyat.com,- Sebanyak 435 orang calon jemaah haji (Calhaj) Kabupaten Ciamis yang tergabung dalam Kloter 19 JKS, berangkat menuju Embarkasi Bekasi. Pemberangkatan ratusan calon jemaah...
Juara Back to Back

Berhasil Membawa Persib Juara Back to Back Liga 1, Kira-kira Berapa Gaji Bojan Hodak?

Bojan Hodak menorehkan prestasi luar biasa bagi tim Persib Bandung. Pelatih asal Kroasia itu berhasil membawa Persib juara back to back Liga 1, dan...
Pengakuan Guru Olahraga SMAN 1 Pamarican Ciamis yang Hukum Murid Berjemur di Lapangan, Sebut Sudah Sesuai Prosedur

Pengakuan Guru Olahraga SMAN 1 Pamarican Ciamis yang Hukum Murid Berjemur di Lapangan, Sebut Sudah Sesuai Prosedur

harapanrakyat.com,- Sejumlah orang tua siswa keluhkan guru olahraga SMAN 1 Pamarican, Ciamis, Jawa Barat, dalam menghukum murid dengan berjemur di lapangan di bawah terik...
Hukum Muridnya Berjemur di Lapangan, Ortu Siswa Keluhkan Sikap Arogansi Guru Olahraga SMAN 1 Pamarican Ciamis

Hukum Muridnya Berjemur di Lapangan, Ortu Siswa Keluhkan Sikap Arogansi Guru Olahraga SMAN 1 Pamarican Ciamis

harapanrakyat.com,- Orang tua siswa (ortu) keluhkan kerasnya perlakuan HR, oknum guru olahraga SMAN 1 Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pasalnya, guru tersebut terkesan bersikap...