Oleh : Asno Sutarno, M.P
Pembangunan infrastruktur pada lingkungan dan konservasi sumber daya alam, telah dilakukan baik itu konservasi flasma, konservasi lahan maupun konservasi sumber daya air sebagai wujud nyata pembangunan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kota melalui dinas terkait. Tentu mempunyai suatu tujuan bagaimana proses akselerasi kesejahteraan masyarakat itu dapat terwujud dan dirasakan.
Dengan dibangunnya Situ Leutik yang berlokasi di Desa Cibeureum Kec. Banjar, tentu mempunyai tujuan dimaksud di atas, dengan luas lahan kurang lebih 15 Ha, dan catchment area lebih dari 50 Ha. Tentu ini merupakan wujud pembangunan konservasi sumber daya alam yang berkelanjutan.
Bila memperhatikan Situ Leutik tersebut, sebetulnya bisa tumbuh laju pertumbuhan ekonomi yang cukup baik bagi masyarakat di sekitarnya, maupun jadi magnet pertumbuhan ekonomi bagi perkembangan wilayah Kota Banjar di bagian utara.
Dengan konservasi flasma, misalnya pemerintah melalui dinas pertanian, TP PKK Kota Banjar telah melakukan upaya-upaya penanganan kembali pada lahan-lahan yang memungkinkan untuk ditingkatkan jumlah vegetasi yang ada dengan tamanan buah maupun tanaman kayu, sehingga pada kawasan tersebut menjadi kawasan konservasi sumber daya air kedepan, serta bila tanaman buah dipelihara dan sudah dapat menghasilkan buah, itu akan menjadi ciri khas kawasan tersebut untuk jadi centra buah-buahan.
Serta kelebihan air dari genangan tersebut sudah tentu dimanfaatkan pada sawah-sawah baru di hilirnya, sehingga produktivitas lahan meningkat. Untuk penataan situ lebih lanjut memang membutuhkan pendanaan yang mencukupi, tetapi mestinya pada saat ini masyarakatpun harus sudah mulai tertarik untuk bersama-sama mengelola kondisi saat ini dengan apa yang bisa diperbuat untuk mendapat pendapatan warga sekitar. Karena bila hal tadi tidak dimulai dari masyarakat sendiri tentunya lebih sulit akselerasi pertumbuhan ekonomi yang ada.
Problematika yang ada sejauh mana masyarakat dapat membaca peluang yang ada untuk kesejahteraan lingkungan setempat dulu, karena bila kegairahan masyarakat dapat terwujud di sana sesuatu yang lainnya bisa jadi daya tarik warga sekitar Kota Banjar.
Pertama hal yang belum teroptimalkan adalah memanfaatkan kondisi yang ada pada saat ini. Pada musim penghujan ini tentu air pada daerah tangkapan cukup berpotensi dan menjadi genangan yang maksimum, kata lain air yang ada cukup optimal.
Tentunya pemanfaatan air ini belum dimanfaatkan sesuai dengan keadaannya, jadi mana kala air itu optimum sangat tepat dijadikan sarana budidaya ikan, bisa dilaksanakan secara perorangan ataupun kelompok, dan bisa digunakan keramba ikan atau jaring apung sehingga masyarakat dapat kegiatan usaha pada bidang itu.
Yang akan jadi daya tarik mana kala waktu air maksimum itu menjadi kegiatan rutin budidaya ikan tawar. Tentu peluang tadi akan menjadi ikon bagi Desa Cibeureum di sektor pariwisata domestik dan membaca peluang fungsi pasar yang ada di Kota Banjar.
Peluang-peluang tadi mestinya ditangkap oleh pihak pemerintah desa untuk menggerakkan perekonomian masyarakat setempat dan bisa jadi ikon wisata dan ekonomi lokal dari dampak konservasi sumber daya air itu. Sambil menunggu penataan yang lebih terintegrasi infrastruktur dan kelengkapan lainnya di Situ Leutik.
Untuk memanfaatkan suasana musim penghujan ini jadi sarana usaha bersama perikanan bagi masyarakat setempat sebagai wujud pemberdayaan dalam membaca peluang yang ada, dijadikan sumber daya air jadi pendukung kehidupan.***