Parigi, (harapanrakyat.com),- Paguyuban Sela Mintuna menggelar ritual pencucian pusaka keramat di Taman Wisata Pantai Batu Hiu, beberapa waktu lalu. Acara itu dihadiri sedikitnya 300 wisatawan dan 200 tamu undangan dari berbagai daerah.
Acara itupun mendapat respon positif dari Pemerintah Kab. Ciamis. Nampak hadir Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Sobar Sugema bersama rengrengan, Danramil Parigi, Kapolsek Parigi dan Perwakilan Camat Parigi.
Ki Bagus Cemara Tunggal, Sesepuh Paguyuban, mengatakan, dalam ritual tersebut, sebanyak 150 pusaka keramat dicuci kemudian dipajang sambil dikelilingi makanan tradisional tumpeng congcot nasi kuning.
Menurut Ki bagus, Sela Mintuna merupakan paguyuban yang dirintis sekelompok pemuda dan kasepuhan yang peduli terhadap kelestarian budaya dan kesenian tradisional sunda. Ritual pencucian termasuk upaya melestarikan barang pusaka keramat peninggalan leluhur.
“Paguyuban ini sengaja didirikan untuk dijadikan alat komunikasi para kaula muda dan sesepuh di wilayah Ciamis Selatan (DOB Pangandaran,red). Dan sebagai upaya untuk melestarikan budaya, kesenian tradisional dan peralatan benda pusaka keramat yang bernilai sejarah, serta dalam rangka ngamumule budaya sunda,â ungkapnya.
Tidak hanya itu, ritual mencuci pusaka keramat juga diiringi dengan kesenian sunda Kacapi Suling, yang dibawakan Komunitas Galuh Panglipur, Pimpinan Didin Jeuntreng (Budayawan Muda).
Kemudian, komunitas seni ini menggelar pertunjukan musikalisasi puisi, dengan judul ângaguar sejarah Pananjung Ngadeug Tumeunggungâ, yang isinya menceritakan tentang sejarah pantai Pangandaran, Pantai Karangtirta, Pantai Batu Hiu sampai Legok Jawa.
Di tempat yang sama, Kadisbudpar Kab. Ciamis, Sobar Sugema, sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, ritual budaya yang digelar oleh Paguyuban Sela Mintuna, saat ini sudah hampir punah.
Sobar menuturkan, kegiatan ritual pencucian benda pusaka keramat itu pelru dibangkitkan kembali, guna membangun kecintaan masyarakat terhadap Sejarah Sunda.
âRitual ini bertujuan untuk melestarikan adat dan tradisi peninggalan leluhur. Tradisi ini dilakukan secara turun temurun, setiap bulan Mulud. Upaya ini juga sebagai pengingat sejarah dan budaya, dan tidak ada hubungannya dengan kemusyrikan atau ingkar aqidah,” kata Sobar.
Sementara itu, Jajat Sudrajat, S.Pd.I, tokoh pemuda setempat, mengatakan, ritual pencucian pusaka keramat digelar setiap tahun, di Taman Wisata Pantai Batu Hiu. Acara tersebut juga sebagai bentuk promosi daerah wisata Pantai Batu Hiu. (syam)