Banjar, (harapanrakyat.com).- Banyak pengendara sepeda motor dari arah Jelat yang memaksa masuk ke jalur forbidden (rambu dilarang masuk.red) di kawasan Pasar Banjar, membuat jalur tersebut kerap macet dan rawan terjadi kecelakaan, khususnya pada pagi dan siang hari.
Para pengguna roda dua yang terlihat menerobos jalur tersebut mengaku, melewati jalur itu untuk menghemat dan mempercepat jarak tempuh. Sebab, kalau sesuai ketentuan rambu mereka harus memutar arah melalui shalter angkutan kota (angkot).
Mereka juga mengaku tidak takut ditilang sejak jalur itu dilarang masuk di kawasan Pasar Banjar, tidak lagi dijaga petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub), dan petugas Satlantas Polresta Banjar.
Bahkan, tidak jarang kendaraan roda empat dan becak mengikuti para pengguna sepeda motor tersebut. Masih minimnya tingkat kesadaran masyarakat dalam berlalu-lintas tentu dapat membahayakan bagi mereka, maupun pengguna jalan lainnya.
Tono (45), warga Pataruman, salah satu pengemudi sepeda motor yang biasa menerebos rambu forbidden, mengaku, kalau mau menuju ke Jl. Pegadaian atau Alun-alun, dari arah Ciroas lebih simpel langsung lurus masuk ke jalur tersebut.
âEnaknya lurus saja, meskipun di sana ada rambu forbidden tapi saya sering menerobosnya, lebih cepat sampai ke tujuan tanpa harus berkeliling dulu ke arah shelter atau Jl. Kantor Pos,â ujar Tono, Minggu (3/2).
Pendapat serupa dikatakan Siti (27), warga Jelat. Dirinya mengaku hanya menerobos rambu forbidden yang ada di pertigaan Pasar Subuh ke arah Jl. Rd. Hamara Effendi. Dia pun mengakui bahwa rambu tersebut sangat terlihat jelas, namun karena pengendara lain banyak yang melanggar tapi tidak ditilang, sehingga Siti mengambil jalan yang sama.
Sementara itu Tedi (32), penarik becak yang sering mangkal di kawasan Pasar Banjar, menyebutkan, bahwa memang dulu sering ada penjagaan dari petugas polisi lalu-lintas maupun Dishub Kota Banjar. âKalau sekarang jarang ada yang jaga, makanya banyak kendaraan menerobos,â kata Tedi. (HND)