Selasa, Maret 25, 2025
BerandaBerita CiamisRSUD Ciamis Bantah Ada ‘Permainan’ Jual Obat

RSUD Ciamis Bantah Ada ‘Permainan’ Jual Obat

Ciamis, (harapanrakyat.com),- Setelah disinyalir ada ‘permainan’ jual beli obat di RSUD Ciamis, yang dilakukan oleh oknum di internal RSUD dengan beberapa apotek umum yang berada di sekitar RSUD Ciamis, seperti dilontarkan Ketua DPRD Ciamis, H. Asep Roni yang dimuat di koran ini, pekan lalu, pihak RSUD Ciamis langsung menggelar rapat mendadak membahas permasalahan tersebut.

Rapat koordinasi internal yang digelar hari Sabtu (02/02) lalu, dan dihadiri oleh seluruh petinggi RSUD Ciamis, menghasilkan keputusan bahwa RSUD Ciamis  akan mengupayakan penambahan anggaran obat di tahun 2013. Namun, ketika dikonfirmasi, pihak RSUD malah membantah dan mengaku tidak mengetahui adanya ‘permainan’ jual obat tersebut.

Saat dikonfirmasi soal dugaan ‘permainan’ jual beli obat di RSUD Ciamis, Kabag TU RSUD Ciamis, Tedjaningsih, Selasa (05/02), enggan berkomentar. Dia malah menyerahkan persoalan tersebut kepada kebijakan Direktur RSUD Ciamis.

HR pun berhasil menemui Direktur RSUD Ciamis, dr. Widyaningsih Notomuliono. Saat ditanya mengenai adanya ‘permainan’ jual obat yang dilakukan oknum di internal RSUD yang bekerjasama dengan beberapa apotik di luar manajemen RSUD, dia mengatakan, pihaknya sudah meminta para bawahannya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut hingga tuntas.

“ Pokoknya saya sudah perintahkan kepada bawahan dan staf agar segera dituntaskan setiap permasalahan di RSUD, termasuk soal obat ini. Sementara solusi kami untuk menyelesaikan masalah ini, yakni dengan cara memperbanyak obat non Formalium , yakni obat untuk non Jamkesmas,” ujarnya singkat.

Ditemui terpisah, Kepala Unit Farmasi, RSUD Ciamis, Wahyu,mengatakan,pihaknya tidak mengetahui soal dugaan permainan jual beli obat di RSUD Ciamis. “ Tapi kemarin, pada rapat terakhir kami  mengambil sikap menambah jumlah pengadaan obat non Formalium pada anggaran tahun 2013 mendatang. Hal itu sebagai solusi untuk menyediakan seluruh obat yang dibutuhkan oleh pasien kami,” ujarnya, kepada HR, di ruang kerjanya, Selasa (5/2).

Wahyu juga menjelaskan pihaknya selama ini memegang aturan dari Kemenkes soal pengadaan dan pelayanan obat bagi pasien umum maupun pasien jamkesmas dan Jamkesda.

“ Namun, kalau soal anggaran tanyakan saja ke bagian keuangan, kami hanya merencanakan. Yang jelas ada penambahan. Kalau tahun 2012 anggaran pengadaan obat sebesar Rp. 2 Milyar, sementara di tahun 2013 ini Insya Allah ada peningkatan. Apalagi sekarang anggaran Jamkesda ditambah, otomatis ada penambahan untuk alokasi obat, ” terangnya.

Menurut Wahyu, selama ini pihaknya selalu mengecek  setiap resep yang masuk ke bagian farmasi. “ Kalau kami selalu cek terus. Tetapi kalau ada resep yang tidak masuk kepada kami, itu tugas Direktur untuk mengkoordinasikannya, saya tidak mau intervensi,” katanya.

Salah seorang pengusaha apotek di sekitar RSUD Ciamis , yang namaya enggan di korankan membantah adanya dugaan soal permainan jual beli obat di RSUD Ciamis.  â€œ Wah itu gosiip .” ujar pengusaha apotek itu singkat, kepada HR, Selasa (5/2).

Seperti diberitakan sebeleumnya, Ketua DPRD Ciamis, H. Asep Roni, mengaku geram terhadap pelayanan RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Ciamis yang kerap bermasalah. Menurutnya,  ketika dia melakukan sidak ke RSUD Ciamis, baru-baru ini, menemukan adanya rekomendasi yang dikeluarkan RSUD agar pasien membeli obat tertentu ke salah satu apotek yang sudah ditetapkan oleh RSUD.

Padahal, menurut Asep, pada Perda nomor 20 tahun 2011 tentang Penyelenggara Kesehatan, sudah disebutkan bahwa pihak RSUD harus menyediakan seluruh obat yang dibutuhkan oleh pasien. “ Saya melihat sendiri, pasien di RSUD harus membeli obat ke apotek tertentu atas rujukan dokter di RSUD Ciamis. Yang menjadi pertanyaan, kenapa pihak RSUD tidak menyediakan obat tersebut? Akhirnya kita jadi bertanya-tanya, apakah ini ada permainan di internal RSUD, “ ungkapnya, kepada HR, Selasa (29/1).

Asep menambahkan, seharusnya RSUD Ciamis menyediakan seluruh obat yang dibutuhkan oleh pasien, sebagaimana yang sudah diatur dalam Perda tentang penyelenggaraan kesehatan.

“ Kalau salah satu jenis obat tidak ada di Ciamis, dan harus membeli ke Bandung, misalnya, masih bisa dimaklumi. Tetapi, kalau dalam hal ini, justru obat yang tidak ada di RSUD Ciamis itu, ternyata ada dijual di apotek yang lokasinya di sekitar RSUD Ciamis. Jelas ini ironis sekali, dan kami akan segera melakukan konfirmasi ke RSUD dan Dinas Kesehatan,” ujarnya.

Asep juga meminta Bupati Ciamis agar peka terhadap permasalahan tersebut. Karena hal itu sudah menyangkut kepentingan masyarakat banyak. “ Kami meminta Pak Bupati melakukan konfirmasi ke RSUD dan Dinas Kesehatan. Apabila ditemukan ada permainan, Pak Bupati harus memberikan tindakan tegas kepada manajemen RSUD,” tegasnya.

Menurut Asep, akibat dari adanya rekomendasi pembelian obat tertentu ke salah satu apotek yang dikeluarkan dokter di RSUD Ciamis, membuat sejumlah pasien tidak mampu yang mendapatkan bantuan Jamkesda, akhirnya tidak bisa mendapatkan obat tersebut.

“ Karena kalau membeli ke apotek harus kontan. Sementara pasien Jamkesda harus menunggu pencairan bantuan, karena mereka tidak memiliki uang. Akibatnya, pasien tidak mampu itu terpaksa tidak mendapatkan obat yang dibutuhkan. Dan itu bukan katanya, tapi saya lihat sendiri, “ tegasnya.

Kabar tak sedap soal  dugaan permainan pembelian obat rujukan RSUD Ciamis  ke Apotik tertentu nampaknya sudah menjadi rahasia umum. ” Hanya sulit dibuktikan prakteknya. Yang jelas, keluarga pasien jadi korban. Karena harus beli ke Apotik tertentu yang sudah dirujuk oleh RSUD.  Kalau tidak, RSUD tidak mau menangani pasien, ini kan celaka, ” ujar seorang warga Ciamis yang enggan namanya disebutkan.

Masih menurut sumber tersebut, praktek tersebut disinyalir akibat kurang sejahteranya para oknum petugas RSUD yang menyalahgunakan jabatannya. Karena dengan Praktek tersebut, diduga ada fee tertentu yang masuk  dari pihak Apotik ke RSUD.

“Karena gajinya kecil, kasian juga oknum tersebut, tapi harus ada gebrakan dari RSUD untuk memperbaiki keadaan ini. Kalau tidak, pasien akan terus menjadi korban,” pungkasnya. (DK)

Kota Termacet di Indonesia

Bukan Jakarta, Ternyata Kota Termacet di Indonesia Saat Ini Ada di Jabar

harapanrakyat.com,- Kota termacet di Indonesia saat ini berdasarkan hasil study TomTom Traffic Index yang dilakukan belum lama ternyata bukan Jakarta. Dalam studinya, TomTom Traffic...
Kisah Nabi Samson

Kisah Nabi Samson dalam Islam, Sosok yang Memiliki Kekuatan Luar Biasa

Kisah Nabi Samson dalam Islam sangat menarik untuk kita ketahui. Apalagi dalam sejarah Islam, sosok tokoh yang satu ini sangat familiar ceritanya. Bahkan ada...
Sepak Bola Api

Lestarikan Tradisi, Korem 062 Tarumanagara Garut Gelar Sepak Bola Api

harapanrakyat.com,- Korem 062 Tarumanagara menggelar festival bulan ramadhan sepak bola api. Para peserta dalam kegiatan tersebut dari 7 Kodim se Priangan Timur dan Bandung...
Merayakan Lebaran Pertama

4 Public Figure Merayakan Lebaran Pertama, Ada Mahalini hingga Celine Evangelista

Sejumlah public figure menjadi mualaf di tahun 2024 dan awal 2025. Setelah memeluk agama Islam, tentu saja tahun ini public figure tersebut akan merayakan...
penyebab genangan air

Drainase Jadi Penyebab Genangan Air Saat Hujan Deras, Walikota Banjar Janji Lakukan Perbaikan Tahun 2026

harapanrakyat.com,- Walikota Banjar, Jawa Barat, Sudarsono menjanjikan perbaikan drainase penyebab banjir genangan. Banjir tersebut terjadi di sejumlah ruas jalan kota saat hujan deras mengguyur...
Fuji dan Verrell Bramasta Menikah

Jika Fuji dan Verrell Bramasta Menikah Tahun Ini, Haji Faisal: Kita Bicarakan

Pada acara TV Rumpi No Secret belum lama ini, Venna Melinda, Haji Faisal dan Dewi Zuhriati mendapat kesempatan satu frame. Dalam acara yang dipandu...