Langensari, (harapanrakyat.com),- Dalam pemilihan Walikota Banjar pada Agustus 2013 mendatang, kalangan mahasiswa menginginkan sosok pemimpin yang memiliki karakter kepemimpinan. Hal itu diungkapkan salah seorang mahasiswa STAIMA sekaligus Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Kota Banjar, Wahidan.
Selain itu, sosok pemimpin di masa mendatang adalah seorang pemimpin transformasional, sehingga nantinya mampu membawa Kota Banjar menuju perubahan yang lebih luas dan mendalam.
âArtinya, yang menjadi dasar dari pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mempunyai kapasitas intelektualitas mumpuni. Sebab, strategi pengambilan kebijakan sangat ditentukan sejauh mana kedalaman konseptual, teoritik, praksis, berimbang, tegak lurus dengan visi-misi, serta kepentingan rakyat. Itu yang pertama,â harapnya, Minggu (3/2).
Menurut dia, banyak pekerjaan rumah belum selesai sampai saat ini, salah satunya yaitu menggali potensi di Kota Banjar. Seperti pembenahan Situ Leutik, cagar budaya, maupun tempat wisata lainnya.
Dengan demikian, maka pemimpin yang dibutuhkan Kota Banjar kedepan adalah pemimpin yang mampu menggali potensi-potensi lokal, sehingga Banjar memiliki nilai jual tinggi, dan nantinya mampu menarik investor dari luar daerah untuk ikut membangun Banjar. Hal tersebut tentu akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).
âSosok pemimpin memiliki keberanian tinggi juga sangat dibutuhkan masyarakat Banjar, khususnya masyarakat pedagang pasar tradisional. Berani mengatur kembali keberadaan pasar modern yang memang tidak sesuai dengan regulasi, dengan cara meninjau ulang perizinannya,â tandas Wahidan.
Pemantauan itu baik jarak keberadaan antara pasar modern dan tradisional, sesuai diatur Undang-Undang. Apabila ada pasar modern tidak sesuai peraturan, maka peran pemimpin harus berani untuk menutup dan mencabut perizinan pasar modern tersebut, tambah Wahidan.
Untuk membangun pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bersih dari KKN, lanjut dia, akan terwujud jika pemimpin kedepan mempunyai komitmen tinggi dalam mewujudkan Kota Banjar lebih beradab lagi. Yakni dengan cara meninggalkan budaya birokrasi yang korup dalam pelaksanaan program.
Kemudian, tidak melakukan kolusi dalam pelelangan tender proyek pembangunan, serta tidak nepotisme saat perekrutan pegawai. Tentu hal ini tidak hanya sebatas retorika belaka, namun harus selalu konsisten dengan apa yang sudah dijanjikan semasa kampanye.
âSelama 10 tahun kepemimpinan DR. Herman Sutrisno, didampingi Ahmad Dimyati memang cukup bagus, dan mampu membawakan perubahan secara signifikan. Terutama dalam bidang pembangunan infrastruktur jalan. Tetapi hal itu belum cukup, masih banyak sektor lain yang perlu, dan harus jadi prioritas pertama, yaitu bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Pada intinya adalah peningkatan kesejahteraan rakyat,â katanya.
Pemimpin Banjar kedepan harus sungguh-sungguh memiliki hasrat tinggi guna membangun tatanan sosial ekonomi secara merata di semua kalangan masyarakat, dan mempunyai niat yang ikhlas serta tulus mewakafkan dirinya untuk membangun Banjar dari segala sektor kehidupan masyarakat. Jangan hanya semata-mata untuk mengejar ambisi pribadi atau golongan.
âJadi, pemimpin yang kharismatik itu dapat menginspirasi dan memotivasi secara emosional dan intelektual terhadap masyarakatnya, sehingga mampu menciptakan iklim politik yang kondusif. Dalam pemilihan walikota mendatang, masyarakat harus jeli dan selektif memilih pemimpin selanjutnya,â pungkas Wahidan. (Eva)