Banjar, (harapanrakyat.com),- Usaha penggemukan dan bursa sapi potong milik Kelompok Mitra Jaya di Lingkungan Cipadung, Kel/Kec. Purwaharja, Kota Banjar, yang dibentuk sejak tahun 2006, dengan jumlah anggota 35 orang, namun hingga saat ini hanya 4 orang anggota saja yang masih berjalan mengelola usaha tersebut.
Menurut Dede Rohmat, salah satu anggota Kelompok Mitra Jaya yang masih aktif, mengatakan, untuk mengelola sebuah usaha maka orang tersebut harus memiliki kemauan, kerja keras serta menyukai usaha yang akan dijalankannya itu.
âAkan sulit sekali bertahan bila kita tidak memiliki kemauan dan tidak menyukainya. Jangankan bisa berkembang, untuk mempertahankan supaya usaha dapat tetap berjalan saja tidak mampu. Seperti di kelompok kami, banyak perbedaan pandangan antar anggota dalam mengelola manajemen usaha kelompok, papar Dede, kepada HR, Sabtu (16/3).
Akhirnya, ternak yang dikelola anggota ada yang dijual, dan sebagian dibawa pulang karena mereka bikin kandang sendiri di dekat rumahnya. Mengenai pakan, kata Dede, sebetulnya tidak susah, terlebih saat musim hujan atau panen padi seperti sekarang.
Lebih lanjut Dede mengatakan, selama ini peran pemerintah melalui Dinas Pertanian Kota Banjar, dinilai sudah maksimal dalam upaya memacu agar usaha kelompok ternak dapat berjalan sesuai harapan.
Penyuluhan maupun pemeriksaan kesehatan terhadap hewan ternak milik kelompok selalu dilakukan pihak dinas secara intens. Tetapi, kalau upaya tersebut tidak mendapat dukungan dari anggota kelompok itu sendiri maka usaha penggemukan sapi potong tidak akan berhasil.
Pendapat serupa diungkapkan anggota Kelompok Mitra Jaya lainnya, Yayat. Menurut dia, jika dikelola dengan benar, bisnis penggemukan sapi potong dapat mendulang untung besar dalam waktu cepat. Hanya dalam waktu tiga bulan, peternak sudah bisa menjualnya kembali dan mendapatkan keuntungan.
Terutama, jika dijual pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, keuntungannya lebih besar lagi. Pasalnya, permintaan sapi melonjak tinggi seiring kebutuhan hewan untuk konsumsi daging dan hewan kurban.
Secara umum, kebutuhan sapi di Kota Banjar terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga tidak mampu dipenuhi oleh peternak lokal. Untuk menutupi kekurangan tersebut, akhirnya harus mendatangkan sapi dari luar daerah.
Kondisi ini tentu saja menjadi peluang emas yang tidak boleh disia-siakan oleh peternak lokal untuk membangun peternakan sapi, baik merintis dari awal maupun mengembangkannya untuk peningkatan produksi.
âPemerintah sudah banyak memberikan bantuan kepada pengelola kelompok ternak, baik berupa hewan ternaknya hingga bantuan pembuatan kandangnya. Seperti Kelompok Mitra Jaya yang mendapat bantuan sapi berikut kandangnya tahun 2006 silam. Harusnya memang sudah bisa berkembang, namun ya itu tadi kendalanya, terlalu banyak perbedaan pendapat. Kalau dikelola melalui kelompok sepertinya susah berhasil,â tuturnya.
Padahal, membangun usaha penggemukan sapi secara intensif akan memberikan kontribusi lahan pekerjaan di beberapa bidang. Mulai dari tingkat penyedia hewan, pembuatan pakan, buruh, hingga tingkat penjualan.
Dengan manajemen yang baik dan benar, bisnis ini akan bergulir menjadi roda ekonomi peternak yang mapan. Manajemen ini mulai dari waktu yang tepat memulai usaha, persiapan kandang dan perlengkapan, pemeliharaan harian, menjaga kesehatan sapi agar selalu prima, pemanenan, hingga pemasaran.
Manajemen tersebut menjadi salah satu kunci utama demi meraih sukses dalam usaha penggemukan sapi potong. Tujuannya, selain pengelolaan berjalan secara sistematik, juga agar tercapainya target peningkatan bobot sapi secara optimal.
Rata-rata peningkatan bobot sapi per hari sekitar 1,5 kilogram. Jadi, dalam 90 hari dapat tercapai 135 kilogram. Biasanya, ditemukan juga beberapa ekor sapi dapat mencapai pertambahan bobot hingga 2 kilogram per hari.
Penambahan bobot sapi menjadi inti dari usaha penggemukan. Inilah ukuran kesuksesan bagi setiap peternak. Untuk mencapainya diperlukan strategi yang tepat dalam pemilihan bakalan dan pemberian pakan.
Bakalan yang berkualitas akan menghasilkan sapi berkualitas dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Pemilihannya membutuhkan kecermatan dan pengetahuan yang memadai, mulai dari umur, jenis sapi, hingga kondisi fisik. Karakteristik jenis sapi berbeda-beda, terdapat kelebihan dan kekurangan yang harus dipilih secara tepat oleh peternak. (Eva)