Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pengakuan Bupati Ciamis, H. Engkon Komara, yang diungkapkan di hadapan para santri, saat menggelar unjuk rasa di Pendopo Bupati Ciamis, Kamis pekan lalu, dan pernyataan Bupati di sejumlah media massa terkait bantahan seputar skandal karaoke ini, malah berbuntut ke polisi. Ketua Forum Mubalig Ciamis (Formuci), Ustad Dede Surahman, pekan lalu melaporkan Bupati Ciamis, H. Engkon Komara, ke Polres Ciamis dengan tuduhan fitnah dan melakukan kebohongan publik.
Ketua Forum Ulama Mubaligh Ciamis ( Formuci) Ust Dede Surahman, mengatakan, pihaknya tidak akan mencabut laporannya ke Polres Ciamis, soal adanya Kebohongan publik dan fitnah yang dilakukan oleh Bupati Ciamis terhadap Formuci, hingga Bupati Ciamis, melakukan permohonan maaf secara resmi melalui media massa.
â Kami tidak akan mencabut laporan kami ke Polres Ciamis, soal adanya kebohongan publik dan fitnah yang dilakukan oleh Bupati kepada kami,â tegasnya, ketika dihubungi HR, via telepon selulernya, Selasa (2/4).
Menurut Dede, soal adanya unsur fitnah ini, jelas sekali indikasinya, dan dimuat diberbagai pemberitaan media massa. âDalam berita dan ungkapkan Bupati, seolah-olah kami melakukan apa yang dilontarkan oleh Bupati, soal sms yang masuk ke Bupati, yang mengindikasikan ada tawar menawar uang untuk penyelesaian kasus pelanggaran etika dan moral ini,â ungkapnya.
Dede juga mengatakan, pihaknya mengapresiasi pengakuan dan permohonan maaf Bupati, saat menghadapi massa pendemo dari para santri soal kasus pelanggaran moral dan etika di halaman Kantor Bupati Ciamis, Kamis pekan lalu.
â Kami jujur mengapresiasi sikap Bupati yang mengakui dan meminta maaf, namun sangat disayangkan soal adanya fitnah dan kebohongan publik dari Bupati terhadap Formuci .â ujarnya.
Dede juga melanjutkan, pihaknya akan terus melakukan pengawalan soal kasus pelanggran etika dan moral ini, baik ke DPRD maupun ke Polres. â Dengan BK pun akan terus kami pantau .â pungkasnya.
Sebelumnya, Bupati Ciamis, H. Engkon Komara, saat memberikan penjelasan di hadapan para santri saat unjuk rasa di halaman kantor Bupati Ciamis, Kamis pekan lalu, mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan SMS (pesan pendek) yang isinya adanya tawar menawar uang untuk penyelesaian kasus karaoke ini.
â Iya benar, saat saya menghadiri acara Konfrensi PWI Ciamis, di hotel tyara mengutarakan kepada wartawan bahwa ada SMS masuk yang isinya meminta sejumlah angka kepada saya. Mohon maaf saat itu saya keceplosan. Sebenernya hal ini tidak perlu saya ungkapkan. Tetapi bukti SMS ini akan saya perlihatkan kepada beliau-beliau, setelah unjuk rasa ini selesai,â kata Engkon saat memberikan penjelasan di hadapan santri yang berunjuk rasa, di halaman Kantor Bupati. (DK)