Dari 20 ekor sapi yang tersisa hanya 8 ekor. Bahkan kandangnya pun sudah dibongkar
Cijulang, (harapanrakyat.com),- Bantuan Sosial (Bansos) ternak sapi yang dikucurkan kepada Kelompok Ternak Puncak Asih di Dusun Karangkamal Desa Margacinta Kec. Cijulang tahun 2019-2010, disinyalir saat ini pengelolaannya tidak jelas.
Hal itu disampaikan seorang narasumber HR, yang enggan dikorankan namanya. Menurut dia, pasca pergantian pengurus kelompok, tahun lalu, pengelolaan Bansos ternak sapi tersebut menjadi kurang jelas.
Senada dengan itu, Oja Kusdinar, Mantan Ketua Kelompok Puncak Asih, Sabtu (6/4), mengatakan, bantuan sapi untuk pembibitan tersebut jumlahnya 20 ekor jenis BX. Bantuan itu ditujukan untuk pemberdayaan anggota kelompok.
âNamun sayang, saat ini sapi bantuan pemerintah tersebut entah kemana. Tidak hanya itu, kandang sapi pun dibongkar,â ungkapnya.
Menurut Oja, pada akhir kepengurusan, atau sekitar akhir tahun 2012, sapi bansos tersebut masih ada. Kemudian dia serahkan kepada pengurus baru, di bawah pengurus kelompok ternak yang baru, diketuai oleh Kasja.
âSaat mengundurkan diri, saya meninggalkan 15 ekor sapi dan kandang yang baru dibangun dari hasil swadaya senilai Rp 7,2 juta. Jadi, saya tidak ada kaitannya dengan soal ini. Untuk lebih jelasnya, lebih baik tanyakan kepada Ketua yang baru, Kasja,â imbuhnya.
Di tempat terpisah, Ketua Kelompok Ternak Puncak Asih, Kasja, tidak banyak memberikan keterangan. Dia malah meminta HR untuk menemui Nanang, di kediamannya di Jl. Bojongmalang RT 02/ 07 Desa Karangbenda Kec. Parigi.
âKarena dia (Nanang) yang bisa menjelaskannya,â katanya.
Nanang sendiri diketahui sebagai seorang wartawan yang ditunjuk dan dipercaya oleh Kelompok Ternak Puncak Asih, untuk mengurusi pengelolaan bantuan sapi tersebut. Bahkan, menurut sumber HR, dia menjadi beking dari kelompok ternak tersebut.
Saat bertemu HR, Nanang membantah, sapi bansos yang diserahkan kepada Ketua kelompok yang baru berjumlah 15 ekor. âAwalnya saya prihatin dengan pengelolaan bantuan ternak sapi yang hanya menyisakan 8 ekor itu. Saya merasa terpanggil untuk menyelamatkan aset negara tersebut,â ungkapnya.
Nanang menyebutkan, 8 ekor sapi tersebut terbagi di beberapa anggota, diantara 2 ekor ada padanya, 2 ekor sapi di rumah Sudir, 2 ekor di rumah Kasja, dan 2 ekor lainnya di rumah Sapdin.
âJadi bukan 15 ekor, melainkan hanya 8 ekor sapi,â pungkasnya. (Madlani)