Kolam renang milik KUD Wastu Kencana alih fungsi menjadi kolam ikan itupun tidak diurus, sehingga jadi tempat menyeramkan. Foto diambil Jum,at (17/5).
Kawali, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah anggota Koperasi Unit Desa (KUD) Wastu Kencana Kawali mengeluhkan manajemen pengelolaan koperasi mengalami kemunduran. Salah satunya dibuktikan dengan keberadaan unit usaha Kolam Renang milik Koperasi yang sudah bertahun-tahun tidak terurus.
Anggota yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan, unit usaha kolam renang yang dikelola oleh koperasi sudah bertahun-tahun tidak beroperasi. Padahal, kolam renang terebut aset koperasi yang cukup bernilai.
Selain itu, dia mengaku enggan belanja di koperasi karena harga barang yang dijual lebih mahal ketimbang harga di pasar. Akibat harga mahal itu, anggota dan konsumen lainnya juga tidak pernah mau membeli barang-barang koperasi.
âAkibat hal itu, keuntungan yang diperoleh koperasi sedikit, bahkan merugi, sehingga perkembangannya berjalan lamban,â ungkapnya.
Ucu Samsul Huda, Karyawan KUD Wastukencana, Jum,at (17/5), mengatakan, kolam renang itu tidak terurus sejak kejadian tewasnya seorang warga (pengunjung) yang sedang berenang di lokasi.
âSejak itulah pengunjung mulai berkurang. Bahkan akhirnya tidak ada sama sekali. Terlebih ada alasan lain lokasi kolam renang terbilang angker,â katanya.
Ucu menjelaskan, saat ini Koperasi Wastu Kencana lebih terfokus pada pelayanan setoran listrik dan telepon. Dia menilai, masyarakat setempat belum sepenuhnya sadar terhadap pentingnya usaha bersama lewat koperasi.
Ketua Koperasi, H. Ending Solahudin Ali, membenarkan, kolam renang milik KUD Wastu Kencana beralih fungsi menjadi kolam ikan. Menurutnya, sejak terpilih menjadi Ketua, dia baru bisa menyelamatkan aset tidak bergerak saja.
Sedangkan aset bergerak, lanjut Ending, seperti kendaraan tidak bisa dia selamatkan. Kemudian, terkait kolam renang, pihak koperasi belum berencana untuk dikembangkan kembali.
âSementara ini biarkan menjadi kolam ikan saja, walapun tidak diurus. Persoalannya tidak lain karena terbentur biaya dan sumber daya lainnya,â pungkasnya.
H. Awan, Tokoh Masyarakat Kawali, mengatakan, kemunduran yang dialami Koperasi Wastu Kencana ditengarai lantaran kurangnya keterpaduan dan konsistensi antara pengembangan koperasi dengan program pengembangan sub-sektor yang lain.
Akibatnya, pengembangan sub-sektor koperasi seperti kolam renang terkesan berjalan sendiri tanpa dukungan dan partisipasi dari program sektor lain. Tidak hanya itu, tujuan dari program koperasi menjadi tidak jelas.
Lebih lanjut, Awan menuturkan, peran dan manfaat koperasi belum banyak dirasakan oleh anggota maupun masyarakat. Padahal, tujuan dari keberadaan koperasi itu sendiri tidak alin untuk mensejahterakan anggotanya. (dji)