âSepanjang sejarah politik di Ciamis, belum pernah terjadi PDIP dengan Golkar berkoalisi,â
Ketua DPC PDIP Ciamis, Jeje Wiradinata
âArahan dari DPW PKS Jabar bahwa PKS Ciamis harus bisa mengusung kader internal di Pilkada Ciamis,â
Ketua DPD PKS Ciamis, Mamat Rahmat
Ciamis, (harapanrakyat.com),-PDI-P dan Partai Golkar tampaknya akan menjadi barometer peta politik Pilkada Bupati Ciamis yang akan digelar September mendatang. Sikap politik dua partai besar ini tampaknya tengah ditunggu oleh parpol lainnya.
Kini spekulasi pun muncul, apabila PDI-P dengan Partai Golkar berkoalisi, maka tidak tertutup kemungkinan sejumlah parpol menengah dan parpol kecil akan merapat ke PDIP dan Partai Golkar untuk membangun koalisi besar. Jika koalisi besar itu terjadi, maka diprediksi pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Ciamis yang diusung parpol hanya akan ada 2 paket pasangan, dan selebihnya paket dari pasangan jalur independent.
Namun apabila sebaliknya, koalisi besar yang diusung PDIP dan Partai Golkar tidak terjadi, maka diprediksi akan memunculkan banyak pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Ciamis. Karena tiga parpol besar, yakni PDIP, Partai Golkar dan Partai Demokrat bisa mengusung satu paket murni pasangan calon. Sementara parpol menengah dan parpol kecil di Ciamis bisa membangun koalisi untuk mengusung pasangan calon Bupati-Wakil Bupati.
Kabar di elit politik Ciamis pun kini menyeruak bahwa PDIP dengan Partai Golkar tengah intens melakukan lobi politik untuk memujudkan koalisi besar. Namun, untuk mewujudkan koalisi besar ini tampaknya tidak akan berjalan mulus, karena faktor banyaknya bakal calon Bupati Ciamis yang mendaftar ke Partai Golkar, yang akan menjadi batu sandungan koalisi besar tersebut.
Pasalnya, dengan banyaknya bakal calon Bupati yang mendaftar ke partai beringan, dimungkinkan opsi paket murni dari Partai Golkar besar kemungkinan terjadi. Dan jika paket murni itu terjadi, maka PDIP dan Partai Demokrat pun dimungkinkan melakukan langkah yang sama dengan mengusung paket murni tanpa harus berkoalisi.
Terkait rumor adanya lobi politik yang intens antara PDIP dengan Partai Golkar untuk membangun koalisi besar, ternyata tidak dibantah oleh Sekretaris DPD Partai Golkar Ciamis, H. Slamet Triana, S.Sos. Menurut dia, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan PDIP sebagai bentuk penjajakan untuk membangun koalisi besar.
“Kita berharap koalisi dengan partai besar seperti dengan PDI bisa terjadi. Karena dengan koalisi besar itu tentunya sangat besar peluang untuk memenangkan Pilkada Bupati Ciamis. Namun hal itu pun jika memungkinkan,” ungkapnya yang didampingi Bendahara DPD Partai Golkar Ciamis, Hj. Titi Sutianah, S.Ip, kepada HR, di Kantor DPD Partai Golkar Ciamis, pekan lalu.
Trian sapaan akrab Slamet Triana—juga mengungkapkan, target partainya dalam pengusungan calon Bupati terdiri dari tiga opsi. Opsi pertama, Partai Golkar menargetkan pasangan paket murni, yakni mengusung calon bupati dan calon wakil bupati-nya. Kedua, Partai Golkar akan mengajukan calon bupati dan untuk wakil-nya berkoalisi dengan parpol lain. Dan opsi terakhir, Partai Golkar akan mengusung calon wakil bupati untuk berkoalisi dengan calon bupati yang diusung parpol lain.
“Opsi mana yang akan kita ambil, tunggu saja dinamikanya. Karena setelah pendaftaran bakal calon, kita akan langsung lakukan verifikasi, dan kemudian akan ditindaklanjuti dengan survey internal untuk menentukan calon yang akan diusung,” ujarnya.
Sementara itu, DPD Partai Golkar Ciamis dikabarkan akan menggandeng Lembaga Survey Indonesia (LSI) untuk melakukan survey internal terhadap bakal calon bupati yang mendaftar ke partai berlambang pohon beringin tersebut.
Sejak dibuka pendaftaran bakal calon bupati Ciamis pertanggal 1 Mei 2013, Partai Golkar memang kebanjiran pelamar. Hingga Senin (6/5), Sekretariat DPD Partai Golkar sudah menerima lamaran dari 7 bakal calon bupati Ciamis, yakni Bagus Arif Wiwaha, Deden Badrul Kamal, Tahyadi A. Satibie, Herman Sutrisno, Aries Firdaus, Akasah dan Iing Syam Arifin.
Dikabarkan juga 3 bakal calon bupati Ciamis lainnya, seperti Aan Setiawan, Herdiat dan Roni Karno akan melamar ke partai yang dipimpin Bupati Ciamis, Engkon Komara itu. Sementara pendaftaran bakal calon bupati Ciamis dari Partai Golkar akan ditutup pada 15 Mei mendatang.
Ditemui terpisah, Ketua DPC PDIP Ciamis, Jeje Wiradinata, mengatakan, apabila Partai Golkar serius ingin mewujudkan koalisi besar dengan PDIP, maka pihaknya akan menyambut tawaran tersebut. Dia pun mengakui pihaknya kini tengah intens melakukan komunikasi dengan Partai Golkar untuk membicarakan kemungkinan berkoalisi pada Pilkada Bupati Ciamis.
“Terus terang, kami berharap koalisi juga dengan Golkar. Karena kita ada kesamaan platform dengan Golkar, yakni sama-sama partai nasionalis. Selain itu, posisi politik Golkar dan PDIP di Ciamis pun, sama-sama sebagai partai yang mempunyai suara 15 persen di DPRD Ciamis, tentunya jika berkoalisi akan menjadi kekuatan politik besar dalam memenangkan Pilkada Ciamis,” ungkapnya, kepada HR, di Kantor DPC PDIP Ciamis, pekan lalu.
Menurut Jeje, apabila koalisi besar yang diusung PDIP dengan Partai Golkar bisa terwujud, maka akan terukir sejarah baru dalam perpolitikan di Ciamis. “Karena sepanjang sejarah politik di Ciamis, belum pernah terjadi PDIP dengan Golkar berkoalisi. Apabila terjadi koalisi di Pilkada Ciamis 2013, maka lahir sejarah baru di perpolitikan Ciamis,”tandasnya.
Jeje juga mengatakan, selain dengan Partai Golkar, pihaknya pun kini tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah elit parpol dan elit perseorangan lainnya di Ciamis.
“Kita juga intens membangun komunikasi politik dengan Partai berbasis agama, seperti dengan PPP dan PKB,” ujarnya.
Parpol Menengah Tunggu Sikap Politik PDIP dan Golkar
Sementara itu, Sekretaris DPC PPP Kabupaten Ciamis, Wowo Kustiwa, mengatakan, pihaknya tidak akan membuka pendaftaran calon bupati ataupun calon wakil bupati, dikarenakan kurangnya jumlah kursi di DPRD sebagai syarat pengusungan pasangan calon.
“Kita berhitung realistis saja bahwa jumlah kursi PPP kurang, hanya 5 kursi di DPRD, istilahnya ada kendaraan tapi dua roda belakangnya belum ada,” ujarnya berkelakar, ketika dihubungi HR, di DPRD Ciamis, Selasa (7/5).
Dengan begitu, lanjut Wowo, sebuah kepastian pihaknya akan melakukan koalisi dengan parpol lain. “Makanya kita terus bangun komunikasi dengan parpol lain untuk mencari partner koalisi yang memiliki visi sama dengan PPP. Kita juga menjalin komunikasi dengan bakal calon bupati,” terangnya.
Menurut Wowo, pihaknya kini tengah menunggu perkembangan dinamika politik di Partai Golkar dan PDIP. “Karena 2 parpol besar itu sebagai barometer peta Pilkada Bupati Ciamis. Karenanya, kita tunggu dinamika politiknya seperti apa, baru kita akan menentukan sikap,” ungkapnya.
Hal yang sama dikatakan Ketua DPD PAN Kabupaten Ciamis, Yana D Putra. Dia mengatakan, pihaknya pasti akan melakukan koalisi dengan parpol lain, karena suara partainya tidak cukup untuk mengusung satu paket pasangan calon.
“Namun kita tidak akan tergesa-gesa dalam menentukan sikap berkoalisi dengan parpol mana. Tapi kita terus intens komunikasi dengan sejumlah parpol. Intinya kita Wait and See ( tunggu dan lihat) sembari mencermati dinamika politik yang berkembang,” ujarnya, kepada HR, di Ciamis, Selasa (7/5).
Sikap yang sama pun dilakukan PKB Ciamis. Menurut Ketua DPC PKB Kabupaten Ciamis, Ahmad Irfan Alawi, pihaknya saat ini terus membangun komunikasi politik dengan sejumlah parpol, sembari mencermati dinamika dan peta politik di masing-masing parpol.
“Koalisi bagi kami merupakan sebuah kapastian, karena tidak bisa mengusung satu pasangan calon. Hanya, hingga saat ini kita masih mengamati perkembangan politik dan belum ada deal politik dengan parpol lain,” ujarnya, kepada HR, Selasa(7/5).
PKS akan Usung Kader Internal di Pilkada Ciamis
Berbeda dengan parpol menengah lainnya, PKS Ciamis menyatakan akan mengusungkan kader internal untuk maju dalam Pilkada Bupati Ciamis pada September mendatang. Menurut Ketua DPD PKS Ciamis, Mamat Rahmat, pihaknya sudah mengirimkan 3 nama kader internal ke DPW PKS Jawa Barat untuk dilakukan penjaringan calon bupati atau wakil bupati yang akan diusung partainya.
“Ada 3 nama bakal calon bupati dan wakil bupati dari PKS, yakni saya sendiri (Mamat Rahmat), Didi Sukardi dan Ismail Ilyas. Dari tiga nama ini nantinya akan dipilih satu untuk diusung PKS sebagai calon bupati atau wakil bupati,” ujarnya, kepada HR, Selasa (7/5).
Menurut Mamat, arahan dari DPW PKS Jawa Barat bahwa PKS Ciamis harus bisa mengusung kadernya tampil diperhelatan Pilkada Bupati Ciamis.
“Namun apakah akan mengusung calon bupati atau wakil bupati, kita lihat saja nanti perkembangannya. Tetapi kita realistis dengan perolehan suara PKS Ciamis yang tidak bisa mengusung satu paket pasangan calon. Jadi, kalau saja nanti dalam perkembangan kita harus diposisi calon wakil bupati, mungkin kita akan menerima realita tersebut,” ujarnya.
Namun begitu, lanjut Mamat, pihaknya pun tidak tertutup kemungkinan berubah haluan untuk mengusung calon bupati atau wakil bupati dari eksternal PKS. “Mencalonkan kader internal merupakan opsi pertama, tetapi harus diupayakan hal itu terjadi. Namun apabila konstelasi berubah dan kita harus mengusung calon dari eksternal, ya hal itu mungkin saja. Pada prinsipnya kita akan mendukung calon bupati dan wakil bupati yang bisa membawa Ciamis lebih baik,” terangnya.
Demokrat Nyatakan Akan Berkoalisi
Sementara itu, Partai Demokrat Ciamis sudah menutup pendaftaran bakal calon bupati Ciamis. Dari 6 orang yang mengambil formulir pendaftaran, hanya 2 orang yang mengembalikan formulir pendaftaran calon bupati ke DPC Partai Demokrat.
Menurut Wakil Ketua I DPC Partai Demokrat Ciamis, Nurmutaqin, 2 orang yang mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon bupati yakni, Hj. Irma Bastaman dan H. Aan Setiawan. “2 bakal calon ini pada hari Jumâat (10/5), akan mengikuti wawancara di DPD Partai Demokrat Jabar,” ujarnya.
Menurut Nurmutaqin, meski pihaknya bisa mengusung satu paket pasangan calon pada Pilkada Bupati Ciamis, namun arahan dari DPD Partai Demokrat Jabar harus berkoalisi dengan parpol lain. “Kita pun fleksibel dalam mengusung calon, bisa mengusung calon bupati ataupun calon wakil bupati. Pada prinsipnya pasangan calon yang kita usung bisa memenangkan Pilkada Ciamis,” terangnya.
Untuk menentukan sikap politik parpolnya, lanjut Nurmutaqin, pihaknya pada bulan Juni mendatang akan menggandeng lembaga survey untuk mengukur kekuatan seluruh bakal calon bupati Ciamis. “Yang kita survey, tentunya seluruh bakal calon bupati, termasuk bakal calon dari parpol lain. Nah, hasil survey nanti yang akan menjadi pegangan kita untuk menentukan sikap politik,” pungkasnya.
Koalisi Parpol Besar Akan Lemahkan Legislatif
Sementara itu, Akademisi Fisip Universitas Galuh (Unigal) Ciamis yang juga penggiat LPPM Unigal, Drs.Agus Dedi, M.Si, berpendapat, apabila partai besar yang memiliki persentasi suara di DPRD Ciamis bisa mengajukan pasangan paket murni, maka baiknya tidak melakukan koalisi dengan partai besar lainnya.
“Walaupun itu adalah hak, tapi alangkah baiknya partai besar harus mengusung calonnya sendiri. Hal itu dimaksudkan agar pertanggungjawaban kepada publik lebih jelas,”
“Karena apabila seorang Bupati diusung oleh koalisi besar, kemudian di tengah jalan gagal memimpin, lantas siapa yang akan mengkontrol Bupati? Karena dengan koalisi besar tentunya dengan otomatis akan menguatkan posisinya di legislatif. Sementara pengawasan terhadap Bupati akan lemah,” terangnya menambahkan. (DK/Bgj)