Sejumlah rambu peringatan dipasang di sekitar lokasi rawan amblas dan tanah retak, sehingga para pengemudi kendaraan yang melintas di jalan Cipadung bisa lebih berhati-hati. Foto diambil Senin (17/6).
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Kondisi keretakan tanah dan amblasnya jalan di wilayah Cipadung, Kel/Kec. Purwaharja, Kota Banjar, kini semakin parah. Akibat kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar, telah merelokasi 8 kepala keluarga (KK) yang rumahnya terkena retakan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjar, Moch. Dasuki Soleh, SH., mengatakan, relokasi yang telah dilakukan Pemerintah Kota Banjar itu sifatnya sementara. Saat ini, pemerintah tengah mewacanakan untuk merelokasi secara permanen.
“Sebetulnya ada 22 KK yang rumahnya terkena retakan. Namun, dari jumlah sebanyak itu, hanya 15 KK menyatakan siap direlokasi, dan yang dianggap tidak mampu 8 KK. Untuk mengamankan dulu 8 KK ini, pemerintah kota merelokasinya dengan cara mengontrakan rumah, tapi itu sifatnya sementara, karena Pak Walikota menghendaki adanya relokasi permanen,” jelas Dasuki, saat ditemui HR di ruang kerjanya, Senin (17/6).
Dengan demikian, maka setiap instansi terkait diminta untuk mengajukan rencana anggaran guna merealisasikan wacana relokasi permanen. Namun, mengenai rencana anggaran tersebut sampai saat ini belum ada titik temu.
Alasan belum adanya titik temu itu karena dengan menganggarkan angka tertentu, tetapi hasil klarifikasi di lapangan ternyata masyarakat menginginkan penggantian tanah dan rumah dihargai dengan harga normal. Sementara lahan yang akan dibebaskan oleh pemerintah itu tidak dapat dimanfaatkan lagi, sebab sudah dikategorikan rawan bencana retakan.
Dasuki juga mengatakan, bila bagian bawah atau jalan terus mengalami amblas, maka dapat mengancam daerah di bagian atasnya. Dengan begitu, tentu permukiman yang ada di kawasan tersebut dinilai rawan bencana.
“Sesuai dengan kajian geologi, justru bagian tanah yang ada di atasnya juga bisa menggeser. Sebab, bagian atas itu kan gimana bagaian bawahnya, kalau tanah yang bawah terus-terusan amblas, ya lama-lama bagian atasnya juga pasti amblas,” kata Dasuki.
Di tempat terpisah, Kabid. Binamarga Dinas PU Kota Banjar, Ir. Agus Supriadi, mengatakan, untuk penanganan masalah jalan amblas tersebut, pihak Pemkot Banjar sendiri sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada pemerintah pusat dan provinsi, agar segera memperbaikinya. Terlebih saat ini menghadapi Hari Raya Idul Fitri.
“Kami sudah tiga kali mengirimkan surat ke pusat maupun provinsi. Bahkan, beberapa waktu lalu telah mengadakan pertemuan antara Dinas PU dan Dishub Kota Banjar dengan Dirjen Binamarga, Dirjen Perhubungan Darat, Mabes Polri. Dalam pertemuan itu kami membahas masalah amblasnya jalan tersebut. Sekarang ini sementara perbaikan dengan cara penambalan pada bagian jalan yang retak,” kata Agus, Selasa (18/6).
Selain itu, pada pertemuan tersebut, pihak Pemkot Banjar juga mengusulkan perbaikan jalan di Tembungkerta yang saat ini mengalami longsor. Menurut Agus, amblasnya jalan tersebut memang harus ditangani secara serius karena kondisinya dianggap sangat mengkhawatirkan, dan termasuk daerah rawan longsor.
“Ada dua alternative untuk mencegah agar jalan tersebut tidak amblas lagi, apakah mau dibikin jembatan atau direlokasi jalannya. Kalau dibikin jembatan, tentu tiang pancangnya harus 3 tiang, dimana satu tiang pancang itu panjangnya 6 meter, sehingga perlu 18 meter untuk bisa menembus bagian tanah yang kerasnya, baru bisa aman,” kata Agus. (Eva/Koran-HR)