Foto Ilustrasi
Langensari, (harapanrakyat.com),-
Aksi pencurian kerap terjadi di Pasar Tradisional Kelurahan Muktisari (Langen) dan Langkaplancar Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari Kota Banjar. Bahkan, hampir di setiap hari pasar, ada saja sejumlah pedagang menjadi korban aksi pencurian.
Sangat disayangkan memang, lemahnya sistem keamanan di kedua pasar tradisional tersebut disinyalir menjadi penyebab maraknya aksi pencurian. Lebih ironis lagi, jumlah korban yang tidak sedikit itu juga belum membuat sejumlah pihak berwenang buru-buru mencari solusi.
Kali ini malang menimpa Yayah, pedagang pakaian. Pada hari Senin (22/7), dia menjadi korban aksi pencurian di Pasar Tradisional Kelurahan Muktisari. Saat sedang melayani pelanggan, satu karung pakaian yang akan dia jual dibawa maling.
“Jika dihitung uang, jumlahnya lumayan mencapai jutaan rupiah,” ungkapnya.
Yayah mengatakan, aksi pencurian barang dagangan miliknya terjadi sekitar pukul 9 pagi. Saat itu, dia sedang melayani pelanggan. Dia tidak mengira, pria berjaket hitam yang lama berada di samping kiosnya itu ternyata sedang mengincar barang miliknya.
“Padahal saat itu suasananya sedang ramai. Saya juga tidak mengira, ada orang yang mengincar barang dagangan saya,” katanya.
Dia menduga, saat semua orang sedang lengah, orang dengan ciri-ciri perawakan tinggi kurus, berkulit hitam, berjaket hitam dan mengenakan topi (semacam kopiah), kemudian membawa lari satu karung pakaian.
“Modusnya, dia berpura-pura jadi tukang cepolan (penyuplai barang). Soalnya, dia (maling) juga meninggalkan karung dagangan berisi kerudung,” ujarnya.
Yayah menambahkan, pencuri yang sudah diketahui ciri-cirinya itu sempat dikejar oleh warga pasar. Sayangnya maling tersebut cukup lihai, sehingga dia berhasil lolos, warga pasar pun kehilangan jejak.
“Sudah bisa dipastikan, jika saja maling itu tertangkap, pasti sudah babak belur dihajar warga pasar,” seru Anton, pedagang lain.
Sepekan sebelumnya, kejadian serupa juga dialami warga pasar lainnya. Dalam aksi pencurian itu, tiga karung dagangan dengan beragam jenis pakaian, seperti celana jeans (levis), pakaian anak, pakaian muslim, dan lain-lain berhasil digondol maling. Total kerugian mencapai hampir Rp. 10 juta.
Meski aksi pencurian di pasar tradisional seolah tak tertangani, warga pasar masih enggan untuk melaporkannya kepada pihak kepolisian. “Kebanyakan warga pasar nggak mau berurusan sama polisi. Alasannya, mereka khawatir biaya urus-urus ke polisi bisa membengkak, melebihi jumlah nilai barang yang hilang,” kata warga pasar yang enggan disebutkan namanya.
Dia berharap, pihak-pihak yang terkait seperti Pemerintah Kota Banjar dan Aparat berwenang (Kepolisian) bisa memberikan solusi, dengan menciptakan sistem keamanan terpadu di pasar Tradisional Kelurahan Muktisari dan Langkaplancar.
“Jika sistem kemanan yang baik sudah ada, saya yakin aksi pencurian bisa diminimalisir. Warga pasar pun bisa tenang berjualan. Dan kalau bisa, pemerintah dan aparat jangan tutup mata dengan kondisi yang menghantui warga pasar selama ini,” pungkasnya. (deni/Koran-HR)