Perbaikan jalan Paledah – SP Mangunjaya menuai kritik masyarakat. Pasalnya, pengaspalan jalan dinilai kurang proporsional, baru beberapa hari dikerjakan ruas jalan sudah rusak kembali, aspal mengelupas. Foto: Madlani/HR
Padaherang,(harapanrakyat.com),-
Perbaikan jalan Paledah – SP Mangunjaya yang dilakukan CV Purnama Bakti di Desa Paledah Kecamata Padaherang Kabupaten Pangandaran menuai kritik masyarakat. Pengaspalan sepanjang 200 meter dinilai kurang proporsional, pasalnya baru beberapa hari pekerjaan tersebut selesai, ruas jalan telah rusak kembali karena aspal yang mengelupas.
Masyarakat sekitar proyek perbaikan jalan dengan kontrak kerja P=1.450 m, L=3,5 m, (Sta.3+300-3+750 dan 6+000-7000) dengan nomor kontrak 027/944/DBMSDAESDM 2 sejak 6 Mei 2013 tersebut menilai, rendahnya kualitas pengerjaan proyek sebagai akibat dari kurangnya kualitas dan kuantitas aspal yang digunakan.
“Setiap saat saya berada di lokasi pekerjaan dan melihat pekerjaannya terkesan asal-asalan, ngasih aspalnya pun hanya sekedarnya hingga kurang kuat. Tidak heran kalau baru satu minggu dikerjakan, batu dan aspal sudah banyak yang mengelupas,” kata Iping (50), warga setempat yang juga pesuruh desa Paledah.
Hal senada diungkapkan Kepala Desa Paledah, Sano. Dia pun menyayangkan sikap pelaksana proyek yang tidak berkomunikasi terlebih dahulu dengan pihak desa sebelum pengaspalan dilakukan. Terlebih, kata Sano, untuk mengarug jalan, pihak CV menggunakan tanah milik desa tanpa permisi.
“Pekerjaan asal-asalan terbukti dari hasil yang jelek, baru beberapa hari jalan sudah kembali berlubang. Selain itu penggunaan tanah arugan atau berem pun tanpa berkoordinasi dulu dengan pihak desa. Setelah kami tanyakan, alasannya sangat tidak logis, katanya tidak ada anggarannya untuk berem,” kata Sano kepada HR, Selasa (23/7).
Salah seorang perangkat desa, Ade Supriatna (Eton) menyatakan hal yang sama. Pihak desa sengaja membeli tanah arugan tersebut untuk mengarug kantor desa. Sayangnya, pihak CV Purnama Bakti menggunakannya tanpa konfirmasi terlebih dahulu.
Baik Sano maupun Ade berharap, pihak CV segera memperbaiki kesalahannya. Selain itu mereka meminta, ke depannya, pekerjaan cor yang akan dilakukan yakni sepanjang 250 m sebaiknya menggunakan Jaya Mix karena sudah terbukti kualitasnya sebagaimana yang dilakukan di Jalan Maruyungsari yang hingga saat ini masih kokoh, sangat berbeda dengan pengerjaan di Karangpawitan yang dilakukan dengan cara manual yang kini telah hancur kembali.
Selain kualitas pekerjaan yang rendah, masyarakat pun menilai, pihak CV tidak berkomunikasi kepada masyarakat. Terbukti, ketika akan dibangun pekerjaan cor yang panjangnya 200 m, masyarakat pengguna jalan kebingungan mau melintas lewat mana karena tidak adanya rambu-rambu peringatan dari para pekerja proyek.
Sadiman (53) warga dusun Purwasari RT 22 RW 07 mengatakan, selain pekerjaan jalan ini kurang layak, terbukti dengan terlihat banyak aspal yang mengelupas karena material aspalnya juga kurang, setelah diaspal jalan malah terlihat bergelombang, CV pun tidak memberikan tanda atau rambu kepada pengguna jalan.
Hal yang sama diungkapkan Darja (52), warga pengguna sepeda motor asal Desa Maruyungsari ini menyesalkan karena jalan yang di lewatinya tidak ada rambu peringatan.
“Saya bingung ini mau lewat mana, ada yang memanggul sepedanya karena memaksakan pengen lewat jalan, rencana akan dicor tapi tidak ada rambu atau penunjuk arah, gimana ini,” ungkap Darja kesal.
Saat dikonfirmasi, pelaksana proyek dari CV Purnama Bakti, Nanang tidak memberikan komentar apapun, dan ketika dihubungi melalui telpon selulernya pun Nanang tidak menjawab.
Sementara itu, pengawas pekerja dari Bina Marga, Beni, mengatakan, masalah yang muncul pada pekerjaan ini diakibatkan kurangnya aspal, yakni hanya 75 drum untuk pekerjaan sepanjang 200 m. Setelah ditambah 45 drum pun, aspal masih kurang karena digunakan untuk menutupi ruas jalan yang tidak rata. Selain itu, banyaknya pohon di pinggir jalan pun mengakibatkan ruas jalan tidak terkena sinar matahari sehingga jalan susah kering dan mudah mengelupas.
“Kami sudah menyarankan kepada pemilik pohon di pinggir jalan untuk menebangnya, namun sampai saat ini saran kami tidak dihiraukan. Akibatnya, kurangnya sinar matahari pun membuat kualitas pekerjaan jalan jadi kurang,” katanya.
Pengerjaan cor rabat sepanjang 250 m yang akan dikerjakan di areal akses jalan yang mobilitasnya sangat tinggi. Karenanya, perlu upaya koordinasi antara CV dengan pemerintah setempat agar para pengguna jalan tidak kebingungan harus melintasi jalan mana agar pelaksanaan pekerjaan tidak terganggu. (Mad/Koran-HR)