Kendaraan Odong-odong Mobil yang kerap beroperasi di daerah Kota Banjar. Foto Dok
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Belum adanya tindakan dari pihak kepolisian terhadap kendaraan Odong-odong mobil yang bebas masuk ke jalur-jalur perkotaan, Kepala Bidang Operasi (KBO) Lalu-lintas Polresta Banjar, Ipda. H. Erlan, berjanji, pihaknya akan memberhentikan sementara pengoperasian Odong-odong mobil, guna pemeriksaan terhadap semua kelengkapan surat-surat kendaraan yang dijadikan mobil tersebut.
“Segera akan kita tertibkan. Kita juga sudah koordinasi lagi dengan pihak Dishub, pengusaha Odong-odong dan pengurus awak angkutan kota untuk melakukan musyawarah mencari solusi terbaiknya. Karena memang dari segi pelanggaran, itu termasuk melanggar. Dan sebelumnya juga kita sudah tekankan kepada pengusahanya supaya jangan masuk ke jalur-jalur utama,” kata Erlan.
Sementara itu, Beni bakso, salah satu dari dua pengusaha Odong-odong mobil, mengaku siap dengan adanya pemberhentian sementara terhadap operasional usahanya tersebut.
Sedangkan, satu pengusaha Odong-odong mobil lainnya, Beni Hans Cell, hingga berita ini diturunkan HR belum bisa menemuinya. Menurut salah seorang pegawai di counter handphone milik Beni, mengatakan, bahwa majikannya itu sedang tidak ada di tempat.
Ditemui di tempat terpisah, Heri, salah seorang supir Odong-odong mobil milik Beni Hans Cell, kepada HR, mengaku, bahwa dirinya tidak mengetahui secara detail mengenai kelengkapan surat-surat mobil yang dijadikan odong-odong tersebut.
Namun, dia menyebutkan bahwa pendapatan Odong-odong mobil dalam setiap harinya bisa mencapai sekitar Rp.700.000-Rp.800.000. Jumlah sebesar itu merupakan pendapatan kotor, sebab belum dipotong oleh pengeluaran-pengeluaran lain, seperti membeli solar dan sebagainya.
Mengenai jam operasi Odong-odong mobil, selama bulan Ramadhan ini hanya bisa keluar dari jam 14.00 WIB. Kecuali ada trayek borongan, waktunya bisa dimulai dari pagi hari.
Kalau sebelum bulan puasa, kata Heri, operasinya bisa dari pagi hari. Tapi sekarang jamnya berbeda, karena beberapa waktu lalu ada mis komunikasi dengan awak angkutan kota (angkot).
“Disangkanya mobil odong-odong ini sering mengakut penumpang yang hendak pergi ke pasar, dan lain sebagainya. Pedahal kita ini hanya mengangkut anak-anak saja yang ingin jalan-jalan. Sebetulnya odong-odong mobil bisa dijadikan ciri khas angkutan wisata Kota Banjar, karena banyak peminatnya. Mengenai pemasukan kepada pemerintah kota, mungkin saja ada, yakni melalui instansi terkait. Tapi saya tidak tahu précis ke mana saja dan berapa nominalnya,” ungkap Heri. (PRA/Koran-HR)