Pada gambar tampak kalong Situ Panjalu yang populasinya semain berkurang. Foto: Istimewa
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Hingga saat ini populasi kalong atau kelelawar di Situ Panjalu, di Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, masih mengkhawatirkan. Berdasarkan penelitian para akademisi dari Jurusan Biologi Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Univeristas Galuh (Unigal), saat ini jumlah populasi Kalong hanya berkisar 1200 ekor. Padahal penghitungan hasil penelitian mereka pada tahun 1996, populasi kalong di Situ Panjalu tersebut berjumlah 10 ribuan ekor lebih.
“Memang hasil penelitian kami terakhir di bulan Juni 2013 naik, dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, yang berjumlah 1000-an ekor,” ujar Ketua Prodi Biologi FKIP Unigal, Dr. Dadi, didampingi Sekretaris Prodi, Warsono dan Staf Pengajar, Awan setiawan.
Menurut Dadi, penurunan populasi kalong tersebut diduga karena perubahan iklim dan perilaku sosial di sekitar habitatnya. Meski hingga saat ini, perpindahan ribuan Kalong tersebut dengan modus migrasi.
“Diduga karena perubahan iklim dan perilaku. Migrasi kalong berangkat ke arah Selatan dan mereka kembali dari arah Utara,” paparnya.
Dadi mengatakan, bahwa kondisi tersebut sangat memprihatinkan mengingat kalong menjadi ikon wisata Situ Panjalu.
“Dengan penurunan habitat kalong tersebut , sudah seharusnya Pemkab Ciamis bersikap . Karena kalong merupakan indikator biologis Situ Panjalu. Kalau Kalong di Situ Panjalu berkurang berarti indikator biologis situ tersebut terancam,” katanya.
Dadi juga menuturkan, fungsi kalong di Situ Panjalu selain sebagai ikon wisata atau daya tarik wisata Situ Panjalu, kalong juga berfungsi secara biologis untuk menyuburkan tanah di sekitar lokasi habitatnya.
“Kotoran kalong bisa menyuburkan tanah sekitar, selain distribusi biji-bjian dari buah-buahan yang dimakan kalong bisa membantu pertumbuhan tanaman sekitar habitat tersebut,” tandasnya.
Di kala musim penghujan, imbuhnya, kalong mengkonsumsi buah-buahan artinya akan ada di sekitar habitatnya.
“Musim kering biasanya bermigrasi, akan tetapi pada musim hujan selanjutnya kan kembali, namun siklus tersebut tidak terjadi saat ini, dimana jumlah kalongdari ttahun ke tahun terjadi penurunan,” terangnya.
Dadi berharap pihak Pemkab segera merespon kondisi kalong yang ada di situ Panjalu tersebut.
“Kamipun rencananya akan terus melakukan penelitian yang kompreshensif dengan kerjasama dengan Univesitas lainnya, salah satunya dengan Unsoed.” Pungkasnya. (DK/Koran-HR)