Kalipucang, (harapanrakyat.com),- Luapan Sungai Citanduy dan beberapa anak sungai yang menyebabkan banjir, membuat sedikitnya 300 hektar sawah yang berada di Dusun Pasirbedil, Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, terendam banjir, Sabtu (13/7). Akibatnya, sawah yang akan memasuki masa panen itu, terancam puso alias gagal panen.
Menurut Karwan, Petani Tunggilis, tanaman padi yang terendam itu telah memasuki usia 45 hingga 60 hari. Berdasarkan perhitungan petani, bahwa usia tanaman padi tersebut sudah memasuki masa bunting atau jelang panen. Namun sayang, areal persawah di daerah Tunggilis terendam banjir hingga ketinggian mencapai satu meter.
Banjir yang melanda kawasan itu diakibatkan dari hujan deras yang terus mengguyur selama dua pekan terakhir ini. Hal itu membuat sungai induk, yakni Sungai Citanduy meluap, sehingga sejumlah anak sungai yang bermuara ke citanduy pun tidak bisa mengalirkan air, bahkan air berbalik arah karena tenaga sungai dari citanduy lebih besar.
“ Terus terang, dengan kondisi ini membuat kami khawatir, karena air yang merendam ratusan hektar sawah ini tak kunjung surut,” ujar Karwan. Terlebih lagi, tanaman padi yang berada di Dusun Pasirbedil Desa Tunggilis ini sudah satu minggu terendam.
Selain itu, gelembung air yang ditimbulkan dari batang padi sudah muncul ke permukaan. Hal tersebut menandakan batang padi yang ada di bawah sudah mulai membusuk. Dan jika hal tersebut terus menerus dan air tidak kunjung surut, maka sudah dipastikan ratusan hektar sawah di daerah itu akan mengalami fuso.
Selain ratusan hektar padi yang terendam, tanaman padi juga tercemari air banjir yang warnanya ke kuning-kuningan. Hal tersebut sangat berbahaya untuk tanaman padi, karena air tersebut akan mempercepat busuknya padi.
“Dengan kondisi ini, kami hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat banyak. Jika sawah terus terendam begini, sudah pasti petani merugi puluhan juta rupiah, karena mengalami fuso,” pungkasnya. (Ntang/R2/HR-Online)