Akibat cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang pasang dan angin kencang yang melanda kawasan pantai Batukaras di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, membuat abrasi dan pengikisan tanah di kawasan pantai semakin parah. Photo: Entang Saeful Rachman/HR
Cijulang, (harapanrakyat.com),-
Abrasi yang terjadi di harim pantai Batukaras, di Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, kini semakin parah. Pengikisan tanah sepanjang 4 Km ini, dari hari ke hari semakin melebar dan makin mendekati badan jalan. Abrasi ini merupakan yang terparah sepanjang sejarah.
Dari pantauan HR di lokasi, akibat terjadi abrasi, membuat sedikitnya 700 perahu nelayan di pantai Batukaras harus diparkir sampai naik ke atas. Bahkan, sampai ada perahu yang ujung badannya menjorok ke jalan raya.
Menurut Ujang, nelayan setempat, para nelayan terpaksa melakukan hal tersebut. Karena jika tidak melakukan antisipasi seperti itu, perahu nelayan akan hancur diterjang ombak di saat terjadi gelombang pasang.
Disinggung mengenai perahu yang menjorok ke jalan raya apakah tidak akan membahayakan pengguna jalan? Ujang mengatakan, hal itu merupakan solusi terakhir dan untuk sementara waktu. Mengenai akan membahayakan penggunan jalan, sambung dia, para nelayan pun selalu mengingatkan pengguna jalan untuk berhati-hati apabila melintas di jalan tersebut.
Hal senada juga disampaikan, Maman Kusmawan, masih nelayan setempat. Dia mengatakan, bencana abrasi memang kerap terjadi setiap 5 tahun sekali. Namun, abrasi kali ini merupakan yang terparah dibandingkan tahun sebelumnya. “ Abrasi pantai kali ini sudah hampir tiga bulan dan keberadaannya semakin memburuk,” kata Maman, ketika ditemui HR, di pantai Batukaras, pekan lalu.
Maman juga menjelaskan, penyebab terjadinya abrasi pantai di Batukaras diakibatkan faktor cuaca buruk yang disertai angin kencang dan curah hujan tinggi pada akhir-akhir ini. Karenanya, akibat cuaca buruk tersebut, tidak hanya mengakibatkan abrasi, tetapi juga membuat sejumlah pohon yang berada di harim pantai banyak yang mengalami tumbang.
“Terjadinya kerusakan di sepanjang pantai Batukaras di saat cuaca buruk ini, karena tidak ada alat penahan ombak atau breakwater. Akibatnya, ketika gelombag pasang dan angin kencang menerjang, langsung menuju pantai tanpa ada penghalang,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjut Maman, membuat fasilitas umum dan bangunan, seperti hotel dan tempat pelelangan ikan menjadi terancam apabila terjadi kembali gelombang pasang dan angin kencang yang melanda kawasan pantai tersebut.
“Bukan hal yang tidak mungkin stabilitas ekonomi di kawasan wisata terancam. Pasalnya, dari hari ke hari abrasi semakin melebar, bahkan sebagian jalan yang jaraknya 3 Km dari batukaras ke arah kanan, sudah hilang dan hancur akibat bencana tersebut,” ujarnya.
Akibat abrasi ini pun, kata Maman, terjadi penyusupan air laut yang masuk ke sawah milik warga. “Karenanya, kita meminta kepada Pemkab Pangandaran dan Pemprov Jabar sebagai pengelola kawasan wisata ini, untuk melakukan penanggulangan dampak dari abrasi ini,” pungkasnya. (Ntang/Koran-HR)