Foto Ilustrasi
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Naiknya harga kedelai dalam sepekan ini, membuat sejumlah pengrajin sekaligus pedagang tahu dan tempe di Pasar Tradisional Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, terpaksa harus mengurangi jumlah produksinya.
Selain itu, mereka pun mengurangi ukuran tahu tempe yang jadi diperkecil, karena harga jual ke konsumen tidak dinaikkan. Hal itu dilakukan karena pedagang tidak mau merugi.
Menurut pedagang, terpaksa cara itu dilakukan, menyusul kondisi harga kedelai yang saat ini tidak menentu. Apabila memaksakan menaikan harga jual ke konsumen dengan ukuran tempe tahu normal, mereka takut omset penjualannya meresot, karena tidak laku dibeli konsumen.
Menurut Asep Nur, pengrajin sekaligus pedagang tahu di Pasar Pangandaran, semula harga kedelai untuk bahan baku tahu dijual dipasaran seharga Rp. 8 ribu per kg. Namun, dalam sepekan terakhir, harga pun melambung dikisaran Rp. 12 ribu per kg.
“Kalau bahan baku kedelai naik, kami selalu bingung. Karena kalau harga eceran tahu dinaikan, pembeli selalu ngomel dan tidak mau tahu susahnya kami yang membeli bahan baku dengan harga melambung. Makanya, kita ambil solusi diperkecil ukuran tahunya, tapi harga tidak naik,” keluhnya, kepada HR, Kamis (29/8).
Kenaikan harga kedelai juga berimbas kepada pengarin home industri tempe yang berada di wilayah Kabupaten Pangandaran. Strategi mereka pun sama, memperkecil ukuran tempe, tapi harga jual ke konsumen tidak dinaikkan. “ Tidak ada cara lain, kecuali dengan menyiasati memperkecil ukuran tempe,” kata Suhanda, pengrajin tempe di Wonoharjo Pangandaran, kepada HR, Kamis (29/8).
Di tempat terpisah, pemilik kios Kedelai di Pasar Pangandaran, Adelia, mengatakan, semenjak terjadi kenaikan harga kedelai, membuat omset penjualannya menurun. Karena tidak sedikit pengrajin tahu dan tempe sebagai pembeli andalannya, mengurangi jumlah pembelian kedelai.
“Karena pengrajin mengurangi produksi tahu tempenya, otomatis penjualan kedelai pun sekarang mengalami penurunan tajam. Karena hampir rata-rata pengrajin melakukan hal yang sama, “ ungkapnya, kepada HR, Kamis (29/8).
Adelia berharap adanya campur tangan pihak pemerintah untuk segera menstabilkan harga kedelai. (Ntang/R2/HR-Online)