Sejumlah pekerja tengah memperbaiki dinding irigasi. Dengan adanya perbaikan ini membuat pasokan air ke areal pertanian di wilayah Langensari menjadi tersendat. Petani pun terancam gagal panen. Foto: Deni Supendi/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah petani di wilayah Kecamatan Langensari Kota Banjar Jawa Barat mulai dirundung keresahan. Pasalnya, pada musim tanam ketiga tahun ini, tanaman padi mereka terancam gagal panen akibat kekurangan pasokan air.
“Pastinya, panen padi kali ini gagal. Lihat saja, sawah saya kekeringan. Tanaman padi juga kurang air,” ungkap H. Nisom, petani asal Desa Rejasari, ketika ditemui HR, Senin (2/9).
H. Nisom mengakui, kekurangan pasokan air di area pesawahan Desa Rejasari dan sekitarnya disebabkan lantaran jaringan Irigasi Lakbok Utara sedang diperbaiki oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy.
Namun demikian, H. Nisom berharap, ada upaya dari pihak BBWS untuk menanggulangi keresahan para petani. Salah satunya dengan memberikan solusi berupa bantuan distribusi air untuk kebutuhan pengairan sawah.
“Saya hanya bisa berharap, tanaman padi ini tidak mati, dan masih bisa memberikan hasil,” katanya.
Hal serupa juga dialami Risno, petani dari daerah setempat. Sepanjang musim ketiga ini, dia mengaku terpaksa membeli mesin pompa air. Alasannya, dia sangat membutuhkan pasokan air untuk mengairi tanaman padi miliknya.
“Bila mengandalkan air dari jaringan irigasi mana bisa. Soalnya kan lagi diperbaiki,” ungkapnya.
Risno menuturkan, dia dan sejumlah petani di wilayah Desa Rejasari terpaksa melakukan pengeboran, untuk memenuhi kebutuhan pasokan air sawah. Meski terbayang panen kali ini gagal, petani tetap masih berharap banyak, karena mereka sudah terlanjur mengeluarkan biaya besar.
Sementara itu, Pejabat Pembuatan Komitmen (PPK) Irigasi BBWS Citanduy, Tarsuji, didampingi Direksi PT. Tri Bakti, Raymond, Selasa (3/9), mengaku prihatin dengan keresahan para petani dalam menghadapi masa panen.
Namun demikian, Tarsuji menuturkan, sejak jauh-jauh hari pihaknya sudah melakukan sosialisasi, bahkan sudah disepakati bersama bahwa Program Rehabilitasi Jaringan Irigasi Lakbok Utara tersebut harus berjalan dan segera diselesaikan.
Tarsuji juga mengaku, saat memasuki musim tanam, pihaknya sudah memberikan keringanan kepada petani, yaitu dengan menunda kegiatan rehab irigasi selama dua bulan. Tujuannya agar para petani tetap bisa mendapat pasokan air untuk mengairi sawah mereka.
“Nah, bagi petani yang tidak mengikuti pola tanam, ya salah sendiri. Kan sudah kita sosialisasikan sebelum-sebelumnya,” ungkapnya.
Meski begitu, Tarsuji menambahkan, pihaknya siap membantu memfasilitasi para petani untuk mendapatkan air. BBWS Citanduy bersama pihak ketiga (PT Tri Bakti) siap menyediakan mesin pompa air berikut bahan bakarnya.
“Rehab irigasi ini akan berjalan sampai akhir November. Itu artinya, pengairan masih akan ditutup sampai dua bulan lebih. Sebagai solusinya, kami sediakan mesin pompa. Untuk bahan bakarnya nanti dari pemborong,” pungkasnya. (Deni/Koran-HR)