Sudia warga Dusun Sindanggirang Desa Cipaku, rela menggantungkan hidupnya dari belas kasihan orang, demi membiayai kebutuhan hidup keluarga. Dia berjalan menggunakan roda, berkeliling di wilayah Kawali. Foto: Edji Darsono/HR
Kawali, (harapanrakyat.com),-
Sudia (33), warga Dusun Sindanggirang Desa Cipaku Kecamatan Cipaku, terpaksa menjadi pengemis untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari. Hampir setiap hari, dia berkeliling kampung (Kawali) sekedar mengharap belas kasihan dan uluran tangan warga lainnya.
Meski dengan keterbatasan fisik, lumpuh, Sudia tetap harus menggantungkan harapan, agar istri dan anaknya bisa tetap hidup dengan layak. Rasa malu dan cemoohan menjadi seorang pengemis pun tidak lagi dia hiraukan.
Menjadi pengemis sebenarnya bukan profesi yang diinginkan oleh Sudia. Namun, sejak 16 tahun silam, sejak dia terjatuh dari pohon, kedua kakinya tidak lagi berfungsi alias lumpuh total.
Sebelum mengalami kelumpuhan, Sudia biasa merantau. Bahkan di saat itu, dia menjadi penjual kerupuk di wilayah Ibu Kota Jakarta. Sayang, kedua kakinya lumpuh, dia pun memilih menjadi pengemis.
Namun begitu, saat ditemui HR, pekan lalu, Sudia mengaku bersyukur, karena di tengah kelumpuhan kakinya itu, dia masih bisa membantu menghidupi kebutuhan hidup keluarganya. Justru dia malu dan merasa berdosa seandainya tidak bisa menafkahi keluarga.
Siti, dermawan asal Kawali, mengaku terharu dengan apa yang disampaikan Sudia. Meski kondisi kedua kaki lumpuh, dia masih sanggup untuk menafkahi keluarganya. Walaupun dia mengandalkan penghasilan dari belas kasihan orang.
Kesanggupan dan kemauan Sudia, sebagai sosok seorang suami dan bapak patut dijadikan motivasi bagi kaum laki-laki. Dalam hal ini bukan berarti harus jadi pengemis, namun laki-laki harus penuh tanggung jawab terhadap keluarga.
Nana, warga lainnya, berharap, agar Pemerintah Kabupaten Ciamis memberikan bantuan permodalan bagi Sudia, supaya dia bisa membuka usaha secara mandiri. (Dji/Koran-HR)
