Seorang Petani di Ciganjeng Padaherang Pangandaran sedang memberi pupuk pada tanaman padi miliknya. Photo: Entang/HR
Padaherang, (harapanrakyat.com),-
Jika manusia mau bersabar terhadap sebuah musibah, pasti ada berkah dibalik kejadian pahit yang menimpa. Seperti halnya musim kemarau yang saat ini sedang melanda di sejumlah daerah di wilayah Jawa Barat yang disambut dengan wajah sedih para petani.
Hal sebaliknya justru dialami oleh para petani di Blok Liposos, Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran. Mereka menyambut gembira musim kemarau saat ini. Pasalnya, di setiap musim penghujan, biasanya 800 hektar lahan pesawahan milik petani tidak bisa ditanami padi akibat banjir.
Di musim penghujan, areal pesawahan warga di Blok Liposos terlihat layaknya sebuah danau karena digenangi air hujan. Para petani pun hanya mengelus dada dan pasrah menerima keadaan. Saat petani di daerah lain tidak bisa menanam padi karena kekeringan, giliran warga Desa Ciganjeng yang sumringah menyambut kemarau.
Narsih, salah seorang petani yang memiliki 400 bata sawah di blok Liposos mengaku tidak takut dengan terjadinya kemarau panjang kali ini. Pasalnya di blok ini memiliki cukup air yang berasal dari kawasan pegunungan yang tidak jauh dari lokasi pesawahan.
“Pasokan air dari pegunungan saya rasa cukup untuk 6 bulan ke depan. Bahkan sebaliknya yang kami khawatirkan adalah kalau musim hujan tiba. Air yang mengalir ke pesawahan kami pasti meluap,” katanya kepada HR, Sabtu (21/9).
Hal senada diungkapkan Jajang, petani setempat yang sangat gembira menyambut kemarau. Dia menyatakan, musim kemarau merupakan ajang panen bagi dirinya dan petani lainnya.
“Musim kemarau adalah berkah tersendiri bagi kami, karena sawah kami tidak tergenang banjir dan bisa ditanami padi. Kalau musim penghujan, giliran petani di tempat lain yang gembira,” ujar Jajang saat ditemui HR, di sawah miliknya yang kini dihiasi hijaunya hamparan tanaman padi. (Ntang/R4/HR-Online)